JATENGPOS.CO.ID, – Kegiatan pembelajaran di kelas satu Sekolah Dasar kerap kali tergangu jika ada anak yang nakal di kelas. Bagaimana solusinya ? Dimarahi, dikasari, dikeluarkan dari kelas, atau bahkan dikeluarkan dari sekolah? Itu bukan solusi bahkan hal itu mengarah pada diskriminasi. Bersikap marah, kasar, emosional tidak akan menyelesaikan masalah. Memberi hukuman yang tidak manusiawai justru berpeluang untuk menambah kenakalannya. Anak akan semakin nakal, bandel, dan susah diatur. Ada solusi bijak yang harus dipahami dan dilakukan oleh guru, khususnya guru kelas satu yang sering menghadapi permasalahan seperti ini.
Cara bijak yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru untuk mengatasi anak nakal, bandel, dan susah diatur adalah dengan memberikan KASIH SAYANG. K (Katakan bahwa dia adalah anak yang baik), A (Apresiasi kebaikannya), S (Sentuh, berikan sentuhan lembut kepadanya), I (Ikuti kemauannya untuk merebut hatinya), H (Hatinya taklukanlah), S (Sayangi anak dengan sepenuh hati), A (Amati perubahan yang terjadi), Y (Yang manakah yang perlu diperbaiki?), A (Anda akan selalu di hatinya), dan G (Guru profesional yang dapat melakukan itu semua).
Katakan bahwa dia adalah anak yang baik. Senakal apapun seorang anak jangan sekali-kali guru memberikan label buruk kepadanya. Karena setiap perkataan adalah doa. Sebagaimana firman Allah, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa mentaati Allah dan RosulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (Al-Ahzab : 70-71). Hal ini dapat dimaknai bahwa jika anak yang nakal diberi label buruk, misalnya Si Bandel berarti sama saja guru mendoakan anak tersebut untuk tetap nakal dan bandel. Sebaliknya guru harus mengatakan bahwa dia anak yang baik, dengan harapan anak akan berubah menjadi lebih baik.
Apresiasi kebaikannya. Pastikan anak yang terindikasi bandel tersebut tidak lepas dari perhatian guru. Carilah sisi baik dari apa yang anak lakukan. Sekecil apapun kebaikan yang anak lakukan hargailah, berikan pujian kepadanya. Dengan menghargai kebaikannya diharapkan perilakunya sedikit demi sedikit berubah kearah yang baik.
Sentuh, berikan sentuhan lembut kepadanya. Sambil mengapresiasi kebaikannya, berikan sentuhan lembut kepadanya. Guru bisa mengusap kepalanya saat menasihatinya. Guru menepuk pundaknya saat meminta janjinya. Guru menjabat tangannya saat anak berhasil melakukan sesuatu dan memeluknya saat anak mengalami kegagalan.
Ikuti kemuannya untuk merebut hatinya. Jika guru ingin memperbaiki perilaku anak, mula-mula guru harus mengalah. Ikuti kemauannya, sehingga anak merasa bahwa guru berpihak kepadanya. Selanjutnya belokkan sedikit demi sedikit perilakunya ke arah yang lebih baik.
Hatinya taklukanlah. Jika anak sudah berhasil diarahkan, lama kelamaan anak akan berbalik hatinya untuk mengikuti kemauan gurunya. Jika sudah seperti itu, maka dengan sendirinya anak akan takluk kepada gurunya. Anak yang sudah menurut jangan diabaikan begitu saja. Sayangi anak dengan sepenuh hati, karena untuk menaklukkan hati hanyalah dengan hati.
Amati perubahan yang terjadi. Setelah guru melakukan berbagai upaya, selanjutnya guru harus mengamati perubahan yang terjadi. Lakukan evaluasi untuk anak maupun diri guru sendiri. Apakah sudah baik secara keseluruhan? Yang manakah yang perlu diperbaiki? Untuk menyempurnakan usaha guru perbaikilah seperlunya. Mungkin ada perilaku yang perlu diperbaiki, atau mungkin cara guru yang harus diubah. Jika semua bisa dilakukan maka guru berhasil. Anak Nakal di Kelas? No Way. Anda akan selalu di hatinya. Siapakah yang dapat melakukannya? Guru profisionallah yang dapat melakukan itu semua. Siapa itu? Anda dan kita semua, guru Indonesia.
Siti Rokhati, S.Pd.
Guru Kelas I SDN 01 Beluk
Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang