RME, Tingkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SD

Nasrun, S.Pd.SD Guru SDN 01 Badak, Belik, Kab. Pemalang
Nasrun, S.Pd.SD Guru SDN 01 Badak, Belik, Kab. Pemalang

JATENGPOS.CO.ID, – Matematika adalah ilmu deduktif yang mengacu pada sistem aksiomatik dan taat azaz serta memiliki objek yang abstrak. Karakteristik matematika yang mempunyai objek abstrak inilah yang menyebabkan kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Akibatnya, siswa kurang memahami konsep-konsep matematika dan siswa mengalami kesulitan mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika, menyebabkan sebagian besar siswa sekolah dasar beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan, maka dari itu seorang guru perlu mengupayakan kegiatan pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan sehingga siswa lebih memahami konsep matematika serta merasakan bahwa matematika bukan lagi mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Realistic Mathematics Education (RME) menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Realistic Mathematics Education (RME) atau biasa kita sebut Pembelajaran Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan pertama kali oleh Fruedenthal di Belanda. Adapun yang tergolong dalam kegiatan pembelajaran matematika realistik meliputi aktivitas pemecahan masalah, mencari masalah dan mengorganisasikan pokok persoalan.

Baca juga:  Iqro Drill Atasi Kesulitan Baca Huruf Hiragana

Pembelajaran Matematika Realistik yang dimaksud dalam pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik yang dialami siswa digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal.

Pembelajaran matematika realistik diawali dengan hal yang bersifat konkret dalam kehidupan nyata. Agar memudahkan siswa dalam belajar matematika, siswa dengan bantuan guru diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Setelah siswa memahami konsep matematika tersebut, selanjutnya untuk diaplikasikan dalam masalah sehari-hari atau dalam bidang lain.

iklan

Pembelajaran Matematika Realistik mencerminkan pandangan matematika tertentu mengenai bagaimana anak belajar matematika dan bagaimana matematika harus diajarkan. Pembelajaran Matematika realistik ini memiliki karakteristik antara lain: Peserta didik harus diperlakukan sebagai partisipan aktif, peserta didik dapat menerapkan pemahaman matematika dalam pemecahan masalah sehari-hari, bertahap, saling menjalin keterkaitan antar materi, memandang matematika sebagai kegiatan sosial sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi strategi, penemuan dan cara pemecahan masalah. Sedangkan guru berperan untuk mengarahkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan serta menunjukkan apa yang harus dipelajari untuk menghindari pemahaman semu melalui proses hafalan.

Baca juga:  Guru Penjas Sebagai Garda Penanam Etika Kepada Peserta Didik

Dengan penerapan pembelajaran matematika realistik akan memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan matematika pada umumnya, memberikan pemahaman kepada siswa bahwa cara penyelesaian masalah tidak harus tunggal dan sama antara siswa yang satu dengan yang lain. Selain itu pembelajaran matematika realistik yang mengguanakan realitas kehidupan dan pengalaman sehari-hari sebagai dasar dalam penemuan konsep, maka pembelajaran terasa tidak membosankan dan lebih variatif serta mudah dipahami.

Dari uraian diatas maka jelas bahwa pembelajaran matematika realistik dapat memudahkan siswa dalam belajar dan memahami konsep matematika  serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bidang lain sehingga siswa akan memiliki kesan bahwa matematika lebih mudah karena didasarkan pada pengalaman serta realitas dalam kehidupan mereka sendiri, serta konsep-konsep matematika yang mereka peroleh akan lebih lama dalam ingatan dibandingkan dengan pemahaman yang diperoleh melalui hafalan.

Baca juga:  4 Pilar Pendidikan Unesco dalam Pendikar

Nasrun, S.Pd.SD

Guru SDN 01 Badak, Belik, Kab. Pemalang

iklan