Hadapi Revolusi Industri 4.0 dengan Kreatifitas dan Inovasi

Muhammad Huda, S.Pd. Guru Teknik Audio Video SMK Negeri 1 Kandeman - Batang
Muhammad Huda, S.Pd. Guru Teknik Audio Video SMK Negeri 1 Kandeman - Batang

Dunia saat ini sedang memasuki revolusi industri 4.0 (generasi keempat) menggantikan tahapan-tahapan revolusi industri sebelumnya. Revolusi industri 1.0 pada akhir abad 18 ditandai dengan ditemukannya mesin uap, revolusi industri 2.0 pada awal abad 20 ditandai dengan diterapkannya produksi masal dengan sistem pembagian kerja, dan revolusi industri 3.0 ditandai dengan kemajuan teknologi elektronika dan otomasi berbasis teknologi informasi. Kini revolusi industri 4.0 ditandai dengan kemajuan yang luar biasa di bidang cyber-phisical, dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data ada dimana-mana. Dengan kemajuan teknologi semacam ini dunia seakan tidak berbatas dan kemudahan-kemudahan dalam beraktivitas semakin dirasakan.

Revolusi industri 4.0 ikut merubah cara berpikir dan bersikap manusia dalam berbagai aktivitas. Orang tidak perlu dating kepasar (penjual) secara langsung untuk membeli sesuatu, tidak perlu mengantri untuk bertransaksi di bank, tidak perlu membawa uang tunai untuk berbelanja, itu adalah sebagian kecil perubahan pola hidup manusia akibat perkembangan teknologi tersebut. Bagaimana dengan dunia pendidikan khususnya di sekolah menghadapi perubahan-perubahan ini.

Baca juga:  PBL Tingkatkan Motivasi dan Hasil Belajar PAIBP

Pola pembelajaran sudah tidak jamannya lagi hanya berfokus pada guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar. Media belajar kini semakin bervariasi dan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Hampir semua siswa saat ini sudah memiliki smartphone (telepon selular pintar), maka guru harus bijaksana menyikapi fenomena ini. Smartphone dapat membawa dampak positif dan negative bagi siswa. Melarang siswa membawa smartphone bukanlah hal tepat. Guru perlu menyesuaikan diri dengan memanfaatkan situasi ini untuk diarahkan ke hal yang positif.

Smartphone bisa dimanfaatkan sebagai media literasi digital. Siswa dapat mencari berbagai pengetahuan dan keterampilan lewat internet. Lebih lanjut literasi digital dapat diarahkan untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi siswa. Guru dapat mengarahkan siswa untuk mencari literatur seputar produk barang atau jasa yang bermanfaat dan layak jual. Kemudian dengan sentuhan inovasi siswa diarahkan untuk membuat produk tersebut. Melalui serangkaian quality control dan ujik ualitas, produk inovasi siswa dapat diperjualbelikan baik secara offline maupun online.


Baca juga:  Asyiknya Belajar Penjumlahan dengan Kartu Bilangan

Kerja sama antar guru pengampu beda mata pelajaran juga diperlukan. Guru keterampilan bertugas mengarahkan produk inovasi siswa, guru seni dapat memberikan sentuhan kemasan akhir, dan guru kewirausahaan mengasah kemampuan berwirausaha siswa sehingga terjadi keterpaduan hasil produk barang atau jasa yang layak jual.

Jika siswa sudah berhasil menghasilkan sebuah produk inovasi yang terapresiasi dengan baik maka akan menumbuhkan semangat untuk menghasilkan produk-produk inovasi berikutnya. Guru sebagai fasilitator ikut memberikan andil dengan merefleksi setiap akhir dari kegiatan pembuatan produk inovasi agar siswa mengetahui kelebihan dan kelemahan produk yang telahdihasilkan.

Jika iklim berkreatifitas dan berinovasi telah tumbuh pada siswa, maka akan diikuti perubahan mindset mereka yang semula berpikir untuk menjadi pegawai negeri/tenaga kerja, akan berubah menjadi pengusaha atau teknokrat. Dari tumbuhnya sikap kreatif dan inovatif maka akan menciptakan pengusaha-pengusaha muda. Dan jika diarahkan dengan baik bukan tidak mungkin akan lahir perusahaan-perusahaan besar yang akan mendunia seperti perusahaan-perusahaan luar negeri yang telah mendunia seperti Alibaba, Uber, Google, Samsung, Facebook, dan lain sebagainya.

Baca juga:  Strategi Mendongeng Sebagai Pembelajaran di Masa Pandemi

Muhammad Huda, S.Pd.

Guru Teknik Audio Video

SMK Negeri 1 Kandeman – Batang