Pembelajaran matematika kurang disukai oleh siswa terutama siswa di SD Negeri Tawangsari Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung lebih-lebih pada materi bangun ruang. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena materi bangun ruang yang bersifat abstrak. Penggambaran bangun ruang pada buku teks pun tidaklah nyata sehingga menyulitkan siswa untuk memahaminya.
Menurut Susanto (2012:210) Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai kemampuan menjelaskan suatu situasi dengan kata-kata yang berbeda dan dapat menginterprestasikan atau menarik kesimpulan dari tabel, data, grafik dan sebagainya. Bangun ruang sendiri ada banyak macamnya seperti kubus, balok, tabung, prisma segitiga, limas segiempat, limas segitiga, bola, dan masih banyak lagi. Namun pada Sekolah Dasar materi yang diajarkan biasanya seputar kubus dan balok.
Matematika membutuhkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran yang tepat. Miarso (2004) berpendapat bahwa media merupakan suatu hal yang dipakai untuk merangsang pikiran, kemauan, dan perhatian peserta didik untuk mendorong kegiatan belajar. Dengan menggunakan media diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan media tersebut, sehingga dapat memudahkan proses pembelajaran dikelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran dan membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu media yang dapat kita gunakan untuk pembelajaran bangun ruang adalah dengan media “Pop Up”. Dzuanda (2011:1), mengemukakan pengertian buku/kartu “Pop Up” yakni sebuah buku/kartu yang mempunyai bagian yang dapat bergerak atau memiliki 3 dimensi serta memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka.
Guru diharapkan dapat membuat sendiri “Pop Up” sederhana karena bahan-bahan yang diperlukan mudah didapatkan, misalnya kertas karton tebal, kertas manila, gunting dan lem. Namun dalam pembuatannya butuh ketelitian karena jika salah menempel maka bangun yang kita buat jika di buka tidak mengembang.
Dalam membuat “Pop Up” pertama-tama kita siapkan kertas karton tebal kemudian dilipat menjadi dua bagian yang simetris. Lalu siapkan juga kertas manila yang sudah kita bentuk jaring-jaring bangun ruang yang akan kita tempel, untuk menempel tidak semua bagian hanya bagian alasnya saja. Kemudian sisi kanan, kiri, dan atas kita lipat menjadi dua bagian agar bangun ruang dapat memipih ketika ditutup.
Sebelum memulai pelajaran guru sudah menyiapkan “Pop Up” bangun ruang (kubus dan balok) terlebih dahulu, kemudian satu per satu siswa diminta mencoba membuka “Pop Up” bangun ruang tersebut. Setelah membukanya siswa diberi pertanyaan tentang apa itu bangun ruang, ciri-ciri bangun ruang kubus dan balok, bagaimana cara menentukan isi dari bangun ruang kubus dan balok. Setelah dirasa cukup kemudian membahasnya bersama dan menarik kesimpulan.
Dengan menggunakan Pop up diharapkan siswa menjadi penasaran dan tertarik Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa, setelah siswa tertarik diharapkan dapat paham apa hakekat dari bangun ruang, ciri-ciri bangun ruang dan dapat menentukan isi/volume bangun ruang kubus dan balok. sehingga diharapkan semua siswa memiliki pemahaman yang mendalam tentang bangun ruang kubus dan balok. Dan setelah menggunakan media Pop Up saat menjelaskan bangun ruang seperti kubus dan balok ternyata memang siswa menjadi lebih tertarik, pembelajaran pun menjadi tidak membosankan dan bahan pengajaran lebih jelas dan bermakna sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang bangun ruang.
Ludna Roselina, S.Pd
Guru SD Negeri Tawangsari, Kec. Wonoboyo Temanggung