Discovery Learning Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Supriyanto, S.Pd Guru IPS SMP Negeri 2 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri
Supriyanto, S.Pd Guru IPS SMP Negeri 2 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri selama ini adalah bahwa pelajaran IPS dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan karena hanya berisi hafalan fakta-fakta, sementara guru dalam mengajar cenderung kurang menarik karena hanya menggunakan metode ceramah dimana peserta didik bersikap pasif saat pelajaran berlangsung. Seorang guru haruslah memiliki metode mengajar yang baik dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas karena kalau tidak segera diatasi akan muncul masalah-masalah baru yang semakin kompleks seperti minat belajar semakin menurun yang ditandai dengan sikap acuh tak acuh terhadap guru maupun mata pelajaran IPS dan merosotnya prestasi belajar IPS itu sendiri.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah dengan menerapkan metode pembelajaran penemuan ( Discovery Learning ) untuk memperbaiki semangat belajar siswa dan prestasi belajar IPS khususnya pada materi Kelangkaan Sumber Daya di Indonesia.
Discovery Learning merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukan sekedar sekumpulan fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan atau mengkonstruksi. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan proses fasilitasi kegiatan penemuan ( inquiri ) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuanya sendiri ( discovery ).

Baca juga:  Prakerin Mencetak Generasi Siap Kerja

Tujuan pertama Discovery Learning adalah agar siswa mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, mengapa, dsb. Dengan kata lain , Discovery Learning bertujuan untuk membantu siswa berfikir secara analitis. Tujuan kedua adalah untuk mendorong siswa agar semakin berani dan kreatif berimajinasi. Dengan imajinasi siswa dibimbing untuk mengkreasi sesuatu menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Penemuan ini dapat berupa perbaikan atau penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum ada. ( Anam, et.al.2008:9).

Dalam melaksanakan metode Discovery Learning di kelas ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: Stimulation ( stimulasi/pemberian rangsangan). Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksploirasi bahan. Dengan demikian seorang guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa dapat tercapai.


Baca juga:  Goform Gairahkan Salat Berjamaah Siswa di Masa Pandemi

Langkah kedua yaitu Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah: Pada langkah ini guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

Langkah ketiga yaitu: Data collection (pengumpulan data): Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau explorasi, guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan ujicoba sendiri dan sebagainya.

Langkah keempat yaitu: Data Processing(pengolahan data): Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan infomasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. lalu ditafsirkan. Langkah kelima yaitu: Verivication (pembuktian): Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan , dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran , atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek apakah terjawab atau tidak, terbukti atau tidak.

Baca juga:  Belajar Langsung Mampu Tingkatkan Gerak Dasar Lempar

Langkah keenam yaitu Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi): Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang yang sama, dengan memperhatikan hasil verivikasi, maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

Berdasarkan pengalaman penulis yang telah menerapkan metode Discovery Learning pada siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri khususnya pada materi Kelangkaan sumber daya di Indonesia maka telah terjadi peningkatan minat belajar IPS dan sekaligus juga terjadi peningkatan hasil belajar IPS dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah secara konvensional.

Supriyanto, S.Pd
Guru IPS SMP Negeri 2 Jatiroto,
Kabupaten Wonogiri