Model pembelajaran yang menyenangkan akan membuat peserta didik lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Kretivitas guru dalam melaksanakan Proses Belajar Mengajar yang bervariasi sangat diharapkan peserta didik. Apalagi penerapan kurikulum 2013 guru wajib menguasai dan menerapkan model-model pembelajaran yang variatif tidak hanya menerapkan model ceramah saja.
Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang bisa membangkitkan kreativitas peserta didik. Model pembelajaran ini juga disebut dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan menyelesaikan masalah dan berfikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. (Rusman, 2011: 232)
Oleh karena itu penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan PBL. Sesuai dengan mata pelajaran yang diampu yaitu PAI dan BP atau Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII D SMPN 1 Temanggung pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus pertama materi yang disampaikan adalah tentang jujur, amanah, istiqamah. Dan pada siklus kedua tentang semua bersih hidup menjadi nyaman. Adapun tahap-tahap pembelajarannya adalah pada tahap 1 mengorientasikan peserta didik terhadap masalah dilanjutkan tahap 2 mengorganisasi peserta didik untuk belajar, kemudian tahap 3 membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan diakhiri tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Adapun hasilnya dilihat dari motivasi belajar siswa pada kondisi awal terdapat 17 peserta didik memiliki motivasi belajar sedang bahkan ada 2 peserta didik dengan motivasi belajar rendah. Namun pada siklus 1 tidak nampak lagi peserta didik dengan motivasi belajar sedang maupun rendah. Terjadi peningkatan motivasi belajar sangat tinggi dimana pada kondisi awal hanya 18,75 % pada siklus 1 meningkat menjadi 62,50 % kemudian terjadi peningkatan lagi pada siklus 2 menjadi 81,25 %.
Aspek kognitif pada kondisi awal nilai rata-rata kelas adalah 76,7 sedangkan pada siklus 1 terdapat peningkatan menjadi 83,5 dan pada siklus 2 menjadi 84,9. Sehingga dapat di hitung terdapat kenaikan dari kondisi awal hingga siklus 2 sebanyak 9,66 %. Untuk ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal 78,13 dan pada siklus 1 terjadi peningkatan hasil ketuntasan klasikal yaitu mencapai 93,75 . Dan terjadi kenaikan lagi pada siklus 2 menjadi 96,88 . Dari data tersebut maka terjadi kenaikan hasil belajar pada ketuntasan klasikal dari kondisi awal sampai siklus 2 sebanyak 19,35 %. Sedangkan daya serap hasil belajar terjadi kenaikan dari kondisi awal yaitu dari 76,66 pada siklus 1 meningkat menjadi 83,47. Sedangkan pada siklus 2 menjadi 84,94. Sehingga terdapat kenaikan daya serap dari kondisi awal sampai siklus 2 sebanyak 9,75%
Dan simpulannya adalah berdasarkan data tersebut penulis merasa adanya keberhasilan meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Dengan adanya perubahan kondisi belajar ternyata berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.
Suparmi, S.Ag., M.Pd.I
Guru PAI dan BP
SMPN 1 Temanggung