JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Memperingati Hari Pahlawan di Indonesia, Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Jawa Tengah menghelat Gelar Karya Pahlawan Tari pada 18 November besok. Kegiatan itu bertujuan mengenang karya karya MPU tari yang mampu menjadi inspirasi bagi banyak sanggar seni tari di Jawa Tengah.
Kepala Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Drs. Djoko Witjaksono Ma, mengatakan pihaknya merasa perlu terlibat dalam upaya mengenang Mpu tari yang ada di Jawa Tengah. Oleh karenanya, lanjut dia, TBJT memfasilitasi helatan tersebut. Baginya, Gelar Karya Pahlawan Tari ini perlu diangkat, supaya para MPU yang telah menyumbangkan karya mereka terus diingat oleh generasi selanjutnya.
“Kami rasa ini adalah acara yang penting. Banyak MPU yang telah menyumbangkan karya mereka dan menginspirasi banyak penari. Kami rencanakan supaya kegiatan tersebut dapat digelar berkala,” kata Djoko, Rabu (15/11).
Sementara itu, sesepuh FSST, ST. Wiyono mengatakan bahwa dalam helatan ini melibatkan sedikitnya sepuluh sanggar tari di Jawa Tengah. Diantaranya, lanjut dia, Sanggar Greget, Sanggar Moncar, Sanggar Satria, WO Sriwedari, Sanggar Kembang Lawu, Sanggar Kusuma Ratih, Pagutri, Griya Seni Kasunarnan, Sanggar Gedong Kuning, dan Studio Taksu. Menurut Wiyono, hal ini adalah ajang bagi para penari. Dengan demikian, lanjut dia, FSST menjadi tempat berkumpul pelatih dan penari, sehingga para penari bisa mendapatkan pengetahuan lebih.
“Salah satunya, dapat kami wujudkan dengan Gelar Karya Pahlawan Tari ini. Ini yang perlu diangkat dan diteruskan, karena sanggar tari merupakan soko guru kesenian, khususnya di Jawa Tengah,” imbuh Wiyono.
Menambahkan, Yoyok Bambang Priyambodo, mengatakan kalau penghargaan terhadap para MPU tari, yakni, Sunarno S.Kar., M.Sn, S. Maridi, Suwoko, S. Ngaliman, dan Rusman. Yoyok menilai kontribusi para tokoh tari sedemikian hebat sehingga mampu mengenalkan kesenian Indonesia pada dunia. Hal itu, lanjut dia, tak luput dari dedikasi dan konsistensi para MPU dalam berkarya. Selain itu, Kata Yoyok, karya-karya para MPU tersebut bisa memberikan gebrakan bagi perkembangan pada kesenian tari di Jawa Tengah.
“Itulah yang kemudian, kami maknai mereka sebagai seorang pahlawan dalam bidang seni tari. Dan kesenian adalah motor bagi pariwisata Indonesia,” imbuhnya. (enk/muz/mg8)