JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memastikan tidak ada keringanan besaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) bagi mahasiswa meski pandemi COVID-19 belum usai dan berdampak pada lesunya perekonomian dalam negeri.
“Sejak awal, kalau terkait SPP kami punya konsep ini tidak bisa dikurangi karena kami punya profil capaian pembelajaran,” kata Rektor UMS Sofyan Anif usai acara pengukuhan guru besar di Solo, Kamis.
Ia mengatakan untuk menghasilkan profil lulusan yang sesuai dengan standar UMS maka harus didukung oleh pembelajaran yang berkualitas.
“Ini harus didukung dengan pembelajaran yang tidak bisa di’owah-owah’ (diubah-ubah), termasuk kalau anggaran dikurangi mungkin capaian profil kelulusan juga berubah,” katanya.
Meski demikian, dikatakannya, saat ini pihak kampus tengah menyeleksi penerima bantuan biaya kuliah dari pemerintah yang akan diberikan kepada sebanyak 60 mahasiswa.
Selain itu, dikatakannya, akan ada juga anggaran dari setiap fakultas yang berasal dari dana keumatan dengan memberdayakan fakultas untuk kemudian diberikan kepada mahasiswa yang membutuhkan.
“Kami juga ada bantuan uang pulsa sebesar Rp200.000 kepada setiap mahasiswa. Kemungkinan ini akan kami tambah,” katanya.
Sebelumnya, meski pandemi COVID-19 belum usai, pihaknya akan tetap menerapkan “learning blended’ yaitu untuk kuliah daring akan dilakukan sebanyak 50 persen dan 50 persen lagi secara luar jaringan atau tatap muka.
Menurut dia, kuliah secara tatap muka ini kemungkinan akan dilakukan akhir bulan Oktober atau awal bulan November.
“Karena memang sesuai aturan harus ada sekian persen satu nomenklatur yang harus bertatap muka. Apalagi kedokteran kan ‘nggak’ bisa didaring, termasuk farmasi dan fisioterapi,” katanya. (fid/ant)