Enam Eks-Napiter Ikuti Upacara Bendera di Balaikota , Kata BIN : Mereka Harus Dirangkul untuk Kembali ke Tanah Air

Upacara HUT ke - 75 RI di Balaikota pada Senin (17/8) diikuti enam eks narapidana aksi terorisme (eks-napiter) asal Soloraya.

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Upacara bendera peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tahun ini jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain digelar halaman Balaikota dan bukan di Stadion Sriwedari, upacara pada Senin (17/8) pagi itu juga diikuti enam eks narapidana aksi terorisme (eks-napiter) asal Soloraya.

Mereka adalah para pelaku aksi terorisme di masa lalu yang telah kembali ke pangkuan NKRI setelah menjalani masa hukuman dan mengikuti program deradikalisasi dan rehabilitasi dari Badan Intelijen Negara (BIN). Diantaranya Paimin asal Sragen, Ari Budi Santoso alias Abbaz, Chamidi dan Bayu Setyono asal Solo, kemudian Mamo asal Karanganyar serta Priyatmo asal Klaten.

Baca juga:  Perajin Nila Crispy Purwokerto Terima Kasih Lapak Ganjar Dongkrak Pendapatannya

Salah satu eks-napiter, Paimin mengatakan ia sempat merasakan dinginnya ruang tahanan di Polda Metro Jaya, Mako Brimob, dan Lapas Kelas II A Magelang selama 30 bulan karena bersama rekannya meracuni polisi di Mapolda Metro Jaya pada Oktober 201 dan bebas April 2014.

Ia pribadi menuturkan bukan kali pertama mengikuti upacara bendera, sebab setelah mengikuti program deradikalisasi setiap tahun pria asal Sragen tersebut selalu mengikuti upacara bendera. Paimin sendiri mengaku  sejak kembali ke masyarakat, ia tak mengalami kesulitan berarti. Lingkungannya menerima bahkan memberi tawaran untuk memilih tempat tinggal hingga dibuatkan hunian.

iklan

“Saat menjalani hukuman di Magelang sata baru merasa jalan kekerasan yang sempat saya ambil salah dan setiap teringat anak rasanya ingin segera pulang. Setelah mengikuti program deradikalisasi dan rehabilitasi saya bisa kembali ke masyarakat dan saat ini mengikuti kegiatan Peduli Lingkungan Sekitar (PLS) dengan mengajak warga yang ekonominya kurang mampu di sekitar saya untuk berwirausaha ternak ikan, mulai pembenihan sampai pembesaran,” kata dia.

Baca juga:  Wakil Ketua DPRD Tegal Tersangka Konser Dangdut Diperiksa Polisi 5 Jam

Sementara itu, Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, mengatakan saat ini radikalisme dan terorisme semakin hari semakin berkembang bahkan melibatkan anak-anak dan perempuan. Sehingga strategi kontra terorisme diperlukan guna menangkal aksi tersebut. Salah satunya melalui program deradikalisasi, meski masih menemui kendala, namun kami bersyukur sudah banyak eks-napiter yang kembali ke masyarakat, bahkan menjadi duta anti terorisme.

“Setelah deradikalisasi selesai BIN membantu memperbaiki taraf hidup mereka supaya tidak kembali ke kelompok radikal. Kami kasih mereka bantuan modal dan pelatihan usaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan tidak lagi terjerumus ke dalam aksi terorisme,” pungkasnya. (jay/bis)

iklan