Kompetensi melakukan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda terdapat pada mata pelajaran matematika kelas V menimbulkan permasalahan. Permasalahan tersebut berasal dari guru, siswa, dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas V di SD Negeri Girijoyo, ternyata aktivitas belajar siswa masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini ditandai dengan tidak tercapainya KKM yang telah ditentukan. Sumber utama permasalahan tersebut terletak pada proses kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurangnya media pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match (MAM) dengan media kartu bilangan (karbil). Menurut Komalasari (2010:85) menyatakan bahwa model Make A Match merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui permainan kartu pasangan dalam batas waktu yang ditentukan.
Langkah-langkah model pembelajaran Make A Match sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan sekaligus kartu yang berisikan jawaban; 2) Setiap siswa mendapat sebuah kartu (soal atau jawaban); 3) Siswa yang sudah mendapatkan kartu memikirkan jawaban/soal dari kartu yang didapatkannya; 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang sekiranya cocok dengan kartu yang dimilikinya; 5) Jika siswa tidak bisa mencocokkan sebelum batas waktu yang ditetapkan, maka siswa bersangkutan akan mendapatkan hukuman berdasarkan kesepakatan bersama; 6) Setelah menyelesaikan satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; 7) Guru bersama siswa sama-sama membuat kesimpulan.
Menurut Miftahul Huda (2013:253-254) kelebihan dan kekurangan dari penerapan model pembelajaran Make A Match di dalam kelas adalah sebagi berikut: 1) Kelebihan a) Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik; b) Membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan; c) Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari; 4) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik; 5) Melatih keberanian peserta didik untuk tampil presentasi; 6) Melatih kedisiplinan siswa dalam menghargai waktu untuk belajar. 2) Kekurangan a) Apabila strategi ini tidak dipersiapkan dengan benar maka akan ada banyak waktu yang terbuang sia-sia; b) Guru mesti berhati-hati dan bijaksana dalam memberi hukuman kepada peserta didik yang tidak mendapatkan pasangan, karena mereka bisa malu atau bahkan tidak senang; c) Jika model ini diterapkan secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.
Media kartu bilangan adalah alat perantara yang tebal berbentuk persegi panjang terdiri dari kumpulan beberapa angka yang mengandung makna untuk mencapai tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kegunaannya. Dalam kartu bilangan terdapat dua jenis kartu yaitu kartu soal dan kartu jawaban.
Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran, terbukti penerapan model pembelajaran Make A Match dengan media kartu bilangan pada pelajaran matematika materi pecahan di SD Negeri Girijoyo, Kemiri, Purworejo lebih efektif, meningkat, berjalan lancar dan menyenangkan. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran serta hasil belajar siswa semakin meningkat dan mencapai KKM yang telah ditentukan. Penerapan model pembelajaran Make A Match dengan media kartu bilangan yang dilakukan penulis menjadi solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh:
Ria Eka Yuniasih, S.Pd.
Guru SD Negeri Girijoyo, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo