ACT Purwokerto Kirim Bantuan untuk Korban Banjir di Kalsel

JATENGPOS.CO.ID, PURWOKERTO – Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengirimkan paket bantuan untuk korban banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Bantuan yang terkumpul dari masyarakat se-Banyumas Raya (Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara) ini akan kami kirim ke Kalimantan Selatan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur,” kata Kepala ACT Cabang Purwokerto Andi Rahmanto usai melepas keberangkatan truk pembawa paket bantuan di Purwokerto, Kamis.

Menurut dia, paket bantuan yang berhasil dikumpulkan dalam kurun satu pekan tersebut di antaranya berupa beras, minyak goreng, gula pasir, baju baru, makanan bayi, air mineral, popok bayi dan pembalut wanita.

Ia mengharapkan paket bantuan tersebut dapat membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir di Kalsel.

iklan
Baca juga:  Purbalingga Siapkan 36.350 Paket Sembako Untuk Warga Terdampak COVID-19

“Truk yang membawa bantuan dari Purwokerto ini akan singgah di Semarang karena nantinya akan berkonvoi bersama truk dari ACT Semarang, ACT Tegal dan ACT Solo menuju Surabaya,” katanya.

Menurut dia, pengiriman paket bantuan dari seluruh cabang ACT di Jateng menuju Kalteng tersebut juga akan dilakukan bersama-sama dengan paket bantuan dari ACT di wilayah Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Informasinya, paket bantuan paling banyak berasal dari Jawa Timur,” katanya.

Selain mengumpulkan bantuan untuk korban banjir di Kalsel, kata dia, pihaknya saat sekarang juga tengah menggalang donasi untuk membantu korban tanah longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

“Kami dalam menangani bencana memang tidak satu hari, dua hari, bisa sampai tiga tahun. Jadi ada tiga tahapan, yakni emergencyrecovery, dan pemberdayaan masyarakat,” katanya menjelaskan.

Baca juga:  Lebaran Usai, Harga Kebutuhan Pokok di Purwokerto Mulai Turun

Dengan demikian, kata dia, penggalangan donasi bagi korban bencana alam akan terus dilakukan karena penanganan bencana membutuhkan waktu yang panjang, sehingga membutuhkan “amunisi” yang banyak pula. (fid/ant)

iklan