Keluarga Asal Magelang Yakin Dewi-Okta Jadi Korban Mbah Slamet

DIKELER: Tersangka Slamet Tohari dikeler petugas untuk menunjukkan kubur para korban yang telah dibunuhnya dengan racun di kebun miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. FOTO:IST

MAGELANG, JATENGPOS.CO.ID- Theresia Dewi (47) dan anaknya, Okta Ali Abrianto (31), warga Magelang, diduga menjadi korban kekejaman Slamet Tohari atau Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara. Kakak Theresia sempat melihat bukti jam tangan yang membuatnya yakin adiknya menjadi korban Slamet.

Kakak kandung Theresia, Yusuf Edi Gunawan (64) menyebut keluarga hilang kontak sejak November 2021. Saat itu Dewi dan Okta sempat berpamitan hendak ke Banjarnegara.

“Tahun 2021 pertengahan dia (Dewi dan Okta) kan ke Salatiga, ada kerjaan di Salatiga. Terus November tanggal 21 atau 22, dia pamit sama menantu (istri Okta, Vina) dan anaknya yang kecil, Claudy. Pamit mau ke Banjarnegara,” kata Yusuf saat ditemui wartawan di Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, kemarin.

Yusuf mengatakan, Dewi menyampaikan tujuannya ke Banjarnegara kepada Claudy. Saat ditanyai oleh Yusuf, Claudy menyampaikan jika ibunya menyebut pergi menuju Banjarnegara untuk mengambil dana yang cair.

“Mau ambil dana, dananya cair. (Apa ada proyek?) Ya ndak tahu Pakde,” kata Yusuf menirukan keterangan Claudy.

Yusuf menyebut, keluarganya sudah melapor ke posko orang hilang di Polres Banjarnegara. Bahkan dirinya dan anak Dewi, Claudy juga sudah diambil sample DNA-nya.

Yusuf mengaku sempat diperbolehkan melihat beberapa barang bukti. Dia melihat ada jam tangan yang merupakan milik adiknya. Hal itu membuatnya yakin adik dan keponakannya itu tewas di tangan Slamet dukun Banjarnegara.

“(keyakinan) Ya karena barang buktinya sudah identik. Meski hanya tinggal tulang belulang, sudah identik. Saya lihat jamnya adik saya,” katanya sambil berkaca-kaca.

Sedangkan, laporan orang hilang diduga korban dukun Slamet Tohari ditampung di posko Polres Banjarnegara. Sudah ada 18 laporan masuk dan pihak keluarga diambil datanya untuk identifikasi jenazah yang ditemukan.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan Polres Banjarnegara dan Polda Jateng masih terus mengembangkan kasus tersebut apakah ada korban lain termasuk identifikasi korban yang ditemukan. Masyarakat yang datang ke posko diambil sample ante mortem.

“Masih ada pengembangan kasus ini apakah masih ada korban-korban dukun Slamet yang lain. Di posko Polres sudah ada 18 laporan orang hilang, diharapkan masyarakat dapat datang ke Polres untuk diambil sampel ante mortem untuk identifikasi,” kata Iqbal lewat pesan singkat, kemarin.

Dari informasi yang diperoleh, laporan yang masuk datang dari berbagai daerah seperti Lampung, Magelang, Wonosobo, Surabaya, Sumedang, hingga Sumatera Selatan.

Beberapa proses identifikasi dalam proses pelengkapan data ante mortem yaitu korban atas nama Irsad dan Wahyu Triningsih. Kemudian diduga korban atas nama Suheri dan Riani yang data ante mortemnya diambil dari anak kandung mereka. Selain itu ada juga mengambil sampel atas nama Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto.

Iqbal juga berharap jika ada warga yang merasa keluarganya hilang dan diduga menjadi korban dukun Tohari agar bisa melapor. Termasuk sejumlah kabar yang beredar di media sosial yang menyebutkan identitas terduga korban.

“Masih proses DVI. Untuk keluarga korban agar dapat ke Banjarnegara untuk diambil sample ante mortem,” tegasnya.

Untuk diketahui, Slamet Tohari merupakan dukun palsu pengganda uang. Ia tega meracun para korban yang menagih dengan dalih ritual. Hingga kini sudah ada 12 jenazah yang ditemukan dan polisi masih terus melakukan penyelidikan. (dtc/muz)