Pembelajaran merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengkondisikan seseorang agar dapat belajar dengan baik sehingga terjadi perubahan sikap dan tingkah laku siswa dalam jangka waktu yang panjang, serta tercapinya tujuan pembelajaran yang diharapkan (Pane & Dasopang, 2017). Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang berkualitas, kreatif, dan antusias bagi siswa, hal ini tentunya ditentukan oleh cara guru mengajar dan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Salah satu tugas dan fungsi guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan mediator. Guru sebagai fasilitator bertugas memfasilitasi siswa dengan menyediakan fasilitas dalam proses pembelajaran. Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media sebagai alat komunikasi untuk mengefektifkan proses pembelajaran.
Pop-up book adalah sebuah buku yang ketika dibuka dapat menampilkan bentuk tiga dimensi dan gerak yang dapat dikreasikan melalui penggunaan kertas sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk, ataupun roda. Pop-up book mempunyai keunggulan daripada media lainnya, adapun keunggulan media ini adalah (1) dapat memvisualisasikan gambar menjadi lebih menarik, (2) pop-up book dapat digunakan sebagai bahan ajar yang membantu siswa secara individu maupun secara berkelompok belajar mandiri, (3) pop-up book bersifat praktis, dapat menambah semangat serta minat siswa dalam belajar, serta dapat mempermudah guru dalam menjelaskan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa, (4) tampilan pop-up book yang unik dan menarik menjadi salah satu keunggulan, pop-up book daripada media pembelajaran lainnya, (5) pop-up book ini memiliki dimensi gambar yang dapat timbul ketika halaman dibuka.
Pada tahap analisis dilakukan beberapa tahapan yaitu, analisis kurikulum dilakukan dengan menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan materi atau topik yang dijadikan acuan dalam pembuatan media. Analisis karakteristik siswa sekolah dasar diperoleh hasil bahwa siswa sangat senang belajar menggunakan benda-benda konkret atau gambar-gambar yang memiliki warna menarik untuk memahami materi yang dijelaskan. Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan piaget yang menyatakan usia anak sekolah dasar berada pada kisaran umur 6-12 dan berada pada tahap operasional konkret. Sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dikembangkannya materi yang terdapat dalam buku siswa dalam bentuk media pop-up book untuk menarik minat belajar siswa.
Analisis media dilakukan untuk mengetahui karakteristik media yang baik. Setelah dilakukan tahap analisis, kemudian dilanjutkan dengan tahap perancangan media pop-up book, pada tahap ini yang dilakukan adalah pemilihan software serta pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media. Software yang digunakan dalam mendesain media ini adalah Photoshop CS5, media yang dikembangkan berukuran 14,8cm x 21cm, dengan jumlah 13 halaman. Alat dan bahan dalam pengembangan media ini adalah gunting, cutter, double side tape, double side tape foam, kertas art paper, dan kertas glossy.
Pada tahap pengembangan media pop-up book yang dilakukan adalah pengumpulan alat dan bahan yang diperlukan dalam pengembangan media pop-up book, (2) penyusunan materi yang akan dikembangkan dalam media pop-up book, (3) pencetakan lembar halaman pop-up book, (4) perancangan media pop-up book dengan menggunakan teknik tertentu, (5) penyatuan bagian isi pop-up book dengan cover.
Pemilihan media pop-up book dalam proses pembelajaran sangatlah tepat. Selain sesuai dengan karakteristik siswa, media ini juga dipandang menarik dan praktis digunakan. Pengembangan media pop-up book pada topik alat gerak hewan dan manusia di kelas V SD Ngroto Kecamatan Bulukerto tahun pelajaran 2021/2022 dengan nilai rata-rata 78 dengan kualifikasi baik, sehingga media pop-up book layak dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran.
OLEH:
Agung Sunar Putro Tanuwijoyo, S.Pd.SD.
SDN Ngroto Kecamatan Bulukerto