JATENGPOS.CO.ID, – Belajar matematika tidak selamanya lancar banyak kendala yang dialami siswa. Ada beberapa hal yang mengakibatkan kegagalan sehingga bisa menghambat kemajuan belajar. Siswa dapat berhasil apabila proses belajarnya baik, yaitu melibatkan intelektual siswa secara optimal. Kegagalan atau keberhasilan belajar sangatlah tergantung kepada siswa untuk mengikuti kegiatan belajar matematika, bagaimana sikap, dan minat siswa tentang matematika.
Sikap dan minat siswa tentang matematika beraneka ragam.Hal itudipengaruhi beberapa faktor, di antaranyadalamdirisiswa, lingkungansekolah, lingkungankeluarga, sertalingkunganmasyarakat.
Faktor yang bersumberdarisiswaitusendirimerupakanfaktor intern.Faktoritusangatbesarpengaruhnyaterhadapkemajuanbelajarmatematikasiswa.Faktor internal yang mempengaruhiadalahkecerdasan (intelegensi), minat, motivasi, perhatianberpikirdaningatan. Hal tersebut dialami siswa ketikabelajar matematika terutama pada materi bangun ruang. Dalam belajar materi bangun ruang siswa dituntut untuk dapat memahami unsur-unsur yang ada pada bangun ruang. Kelemahan siswa dalam memahami unsur-unsur bangun ruang, yaitu hanya mengandalkan imajinasi siswa. Siswa selalu membayangkan bagian-bagian pada bangun ruang yang sebenarnya. Terkadang masing-masing siswa memiliki interprestasi yang berbeda-beda ketika berimajinasi tentang unsur-unsur bangun ruang. Mempelajari materi bangun ruang yang hanya mengandalkan model ceramah saja kurang efektif, karena pembelajaran tidak menarik dan membosankan.
Proses pembelajaran pada materi bangun ruang diperlukan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Selain ituproses pembelajarannya melibatkan siswa secara optimal sehingga siswa tertarik dalam mempelajarinya. Salah satu cara agar siswa tertarik dan mudah memahami unsur-unsur bangun ruang diperlukan alat peraga yang menarik.
Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih, 1994). Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko Iswadji, 2003:1).
Alat peraga bangun ruang dapat disajikan dalam bentuk model berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat mudah dipahami. Hal itubertujuan untuk menurunkan konsep-konsep unsur-unsur bangun ruang agar siswa mampu menangkap arti dan memahami unsur-unsur bangun ruang.
Alat peraga yang digunakan ini dapat berasal dari lingkungan sekitar atau alat peraga sederhana yang dibuat oleh siswa. Contoh konkret alat peraga bangun ruang yang berasal dari lingkungan sekitar di antaranya: toples roti berbentuk tabung, kardus bungkus sepatu berbentuk balok, mainan rubrik berbentuk kubus, cetakan tumpeng berbentuk kerucut, dan bola.
Media pembelajaran berupa alat peraga sangat diminati siswa karena siswa dapat belajar secara langsung memperagakan benda-benda yang berbentuk bangun ruang, menemukan dan mempresentasikan unsur-unsur bangun ruang. Hal ini ternyata membawa dampak positif terhadap hasil belajar siswa pada materi bangun ruang. Selain itu, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa dalam menyampaikan materi bangun ruang tanpa harus terlalu banyak ceramah.
Elia Rosa, S.Pd
Guru SMP 12 Semarang