JATENGPOS.CO.ID, – Limbah kertas merupakan kertas yang sudah tidak terpakai lagi oleh penggunanya sehingga lebih cenderung membuangnya. Limbah kertas juga terdiri dari berbagai jenis di antaranya, kertas tulis, majalah, koran, karton atau pun pembungkus makanan. (https://jessiekohler.blogspot.co.id/2016/09/bahan-kliping-prakarya-limbah-kertas.html/ ).Saat berkunjung atau sekedar lewat ruang guru dibeberapa sekolah maupun kantor sering ada pemandangan yang mengganggu keindahan dengan tumpukan kertas/ buku yang makin hari makin menggunung bahkan semakin tidak rapi/ berserakan. Apakah semuanya itu masih terpakai? Jangan-jangan semua itu sebenarnya limbah! Hal ini terkait dengan perilaku/ kebiasaan seseorang. Dari hasil pengamatan dan pertanyaan penulis kepada teman guru sekeliling sekantor terkait tumpukan limbah kertas di meja/ di belakang meja/ di loker, jawaban bervariasi dengan jawaban paling sering : “Belum ada waktushorting(memisah limbah dan non limbah)” dan “Takut dokumen ikut terlimbahkan”. Sampai waktu berganti tahun pelajaran tumpukan kertas tersebut belum berubah menjadi rapi bahkan semakin bertambah banyak dan tidak rapi. Semoga tidak semua guru berperilaku tidak peduli terhadap lingkungan seperti fenomena di atas.
Model perubahan perilaku dipengaruhi oleh tiga konsep utama meliputi : perubahan alamiah, perubahan terencana, dan kesediaan untuk berubah.(https://aghooezt.wordpress.com/2016/05/22/prinsip-dasar-perubahan-unsur-unsur-dan-model-model-perilaku-sosial-budaya/).
Konsep perubahan alamiahdimana sebagian perilaku manusia berubah disebabkan karena kejadian alamiah. Contoh : Adanya monitoring atasan, adanya akreditasi, adanya pengawasan silang sehingga mendorong terjadinya perubahan perilaku menata tumpukan kertas limbah/ dukumen setidaknya menjadi tertata rapi. Konsep terencana dimana perubahan perilaku ini terjadi karena direncanakan. Contoh : adanya tugas struktural baru yang diemban, adanya perubahan gaya hidup sehingga mendorong perubahan meja kerja tertata rapi tidak ada tumpukan dokumen/ kertas limbah. Konsep kesediaan untuk berubahdimana terjadi suatu inovasi atau program baru didalam institusi, adanya program lomba tata rapi meja kerja, adanya sasaran mutu bersih meja kerja, adanya perubahan dekorasi interoir institusi sehingga mendorong sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda. Ketiga konsep tersebut bisa terjadi secara terpisah maupun secara kombinasi.
Pengetahuan seseorang dalam mengelola dokumen/ berkas/ kertas kerja perlu dimiliki untuk mengamankan dokumen kerja sekaligus tata rapi dokumen kerja, sehingga mudah disimpan, mudah ditemukan/ dicari dan tidak mudah hilang/ bercampur dengan kertas limbah. Dokumen/ Arsip dibedakan menurut bentuknya printout (cetak kertas) dan softfile (file komputer). Keduanya perlu ada dan dijaga keamannya sehingga awet tidak mudah hilang. Pada umumnya guru mempunyai tugas pokok dan tugas tambahan, selain mempunyai arsip di komputer juga setidaknya mempunyai printout dokumen arsip : masuk, keluar, arsip rapat (notulen + daftar hadir + undangan), tugas dinas, tugas mengajar (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Analisis, Tindak Lanjut dst.). Arsip dapat disusun berdasar : alfabetis, Numerik & Kronologis. Pengelolaan arsip juga menyangkut umur dokumen, sebagai misal dokumen aktif 2 Tapel (Tahun Pelajaran), arsip tunggu hapus 5 Tapel dan arsip hapus > 5 Tapel. Ada arsip yang seumur hidup misal : SK, Ijazah, Akta dsb., tetap disimpan tersendiri. Dengan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan arsip maka dapat menjamin tumpukan dokumen/ arsip/ kertas kerja selalu terkendali baik jumlahnya maupun kerapiannya.
Kolaborasi konsep perubahan perilaku peduli kertas limbah di lingkungan kerja dan kemampuan mengelola dokumen/ arsip/ kertas limbah bila dimiliki dan dilaksanakan akan membawa perubahan guru kompeten secara profesional dan pedagogik semakin mudah dimiliki.
Drs. Slamet Haryadi_Surakarta
SMK Kristen 2 Surakarta