Asesmen Diagnostik Petakan Keterampilan Membaca Siswa SD

Seringkali kita sebagai bapak ibu guru merasa kesulitan Ketika berhadapan dengan murid yang tidak lancar membaca. Guru kesulitan bagamana mengatasi anak yang kesulitan membaca atau belum lancar membaca. Kegiatan pembelajaran seperti apa yang bisa guru buat untuk murid yang belum lancar membaca? kegiatan pembelajaran seperti apa yang bisa guru siapkan untuk murid yang belum lancar membaca? kemudian panduan apa yang bisa guru gunakan dalam menentukan kelancaran membaca murid-murid di kelasnya.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan seorang guru adalah melaksanakan asesmen pembelajaran pada peserta didik. Assesmen pembelajaran merupakan bagian penting dari pembelajaran yang tidak boleh ditinggalkan. Apa itu asesmen? Menurut Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.. Ada berbagai jenis asesmen yang sudah dikenal dalam dunia pendidikan. Jenis asesmen yang akan diterapkan harus disesuaikan dengan tujuan asesmen pembelajaran itu sendiri. Contoh asesmen pembelajaran yang sudah guru ketahui adalah asesmen formatif dan asesmen sumatif.

Baca juga:  Semai : Game untuk Menanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Usia Dini

Akhir-akhir ini ada sebuah asesmen yang banyak dibicarakan oleh para guru di dunia pendidikan adalah asesmen diagnostik. Asesmen Diagnostik mampu memberikan informasi lebih detail tentang kendala apa yang dihadapi siswa.

Menurut Gede Cahya Pradana, Perekayasa Ahli Pertama Pusat Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek menjelaskan bahwa asesmen diagnostik merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta penyebabnya. Hasil dari asesmen diagnostik ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan (intervensi) yang tepat dan sesuai dengan kelemahan peserta didik.


Pada awal tahun pembelajaran 2022/2023 di kelas 1 SD Negeri Wuwur sebagai langkah awal guru menerapkan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Tujuan Asesmen diagnostik yang  dilakukan dalam tahap membaca adalah untuk mengetahui penguatan literasi yang dimiliki oleh peserta didik. Guru akan mampu memberikan perlakuan seperti apa yang akan diberikan ketika proses pembelajaran berlangsung. Tahapan yang dilakukan antara lain meminta siswa membaca kartu kata yang dibuat oleh guru. Siswa diimnta membaca satu-satu kartu kata yang telah dibuat. Guru mengamati cara membaca siswa dan membuat tabel catatan dalam sebuah buku. Dari kegiatan asesmen awal menunjukan bahwa dari 24 siswa, yang sudah bisa dan lancar membaca ada  18 siswa, yang empat siswa sudah bisa mengenali huruf dan sedikit-sedikit bisa merangkai suku kata, sedangkan yang dua siswa lagi sudah bisa mengenali huruf tapi masih belum bisa merangkai menjadi kata.

Baca juga:  Literasi Digital dan PRE

Data ini  kemudian digunakan oleh guru  dalam merancang pembelajaran inovatif. Sebagai salah satu pilihan tambahan penguatan anak adalah kartu kata yang dibuat guru harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak yang masih dalam tahapan bermain di kelas awal sekolah dasar. Guru diharapkan dapat melakukan asesmen diagnosis sederhana ini secara berkala setiap bulan. Karena hasil asesmen diagnosis ini berguna untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa kelas yang diajarnya. Asesmen diagnosis berkala ini diharapkan dapat dilakukan di setiap kelas untuk semua jenjang Pendidikan. Asesmen diagnostik ini sangat bermanfaat dalam membantu siswa mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapinya.

 

Oleh :Ayung hartningsih,S.Pd

Guru SD Negeri Wuwur

Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang