Bagaimanakah Hubungan SPMI dan MBS ?

Nadhirin, S.Pd SMK Negeri 4 Kendal

JATENGPOS.CO.ID, Program sekolah model pada saat ini tengah gencar-gencarnya dilaksanakan. Sekolah model merupakan amanat dari amanat Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah. Sistem Penjaminan Mutu Internal ( SPMI ) merupakan sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih dan memadai bagi para peserta didik. Dari paparan diatas bagaimana hubungan antara SPMI dengan MBS? Hubungan antara SPMI dan sistem MBS sangat erat kaitannya dimana SPMI merupakan pendukung terlaksananya sistem MBS yang efektif dan efisien.

Efektifitas implementasi MBS harus dilakukan dengan optimalisasi manajemen berbasis sekolah yang dilaksanakan secara konsisten, komitmen dengan melakukan kreativitas dan inovasi warga sekolah terhadap standar-standar mutu yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan memperkaya, menguatkan dan mengembangkan delapan standar nasional pendidikan melalui inovasi dan improvisasi sekolah.

Baca juga:  Tingkatkan Hasil Belajar Praktik Chest Pass Melalui Tutor Sebaya

Implementasi kebijakan MBS yang efektif diawali dengan proses interpretasi kebijakan secara positif dan dilakukan sosialisasi kebijakan kepada seluruh stakeholders pendidikan. Sekolah yang telah secara efektif melaksanakan kebijakan MBS maka akan terjadi perubahan manajemen dari pola lama ke arah pola baru yakni sistem MBS.

Sistem Penjaminan Mutu Internal merupakan suatu siklus yang kontinyu yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan serta terbangunnya budaya mutu pendidikan di sekolah. Dalam menjalankan penjaminan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan merupakan upaya terpadu dan sistematis antara seluruh pemangku kepentingan di sekolah yang meliputi Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan/Tata Usaha, dan bekerja sama dengan komite sekolah.

iklan

Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah dibagi menjadi lima tahapan yaitu: i) pemetaan mutu; penyusunan rencana peningkatan mutu; ii) implementasi rencana peningkatan mutu; iii) evaluasi/audit internal; dan v) penetapan standar mutu pendidikan.

Hasil dari Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah terjadinya peningkatan mutu pendidikan pada level sekolah dari waktu ke waktu. Keberhasilan SPMI di setiap satuan pendidikan ditunjukkan oleh peningkatan skor dari setiap standar setiap kali dilakukan penilaian. Namun demikian, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak harus dipaksakan menaikkan skor seluruh 8 standar pada periode yang sama.

Baca juga:  Tips Membentuk Mental Matematika Sejak Usia Dini

Melalui implementasi SPMI, sekolah diberikan otonomi dalam mencapai delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) berdasarkan hasil pemetaan mutu. Adapun delapan SNP tersebut adalah : (1) Standar Kelulusan, (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, (5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Sarana dan Prasarana, dan (8) Standar Pembiayaan.

Berdasarkan hasil pemetaan mutu, maka raport mutu sekolah bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, kebutuhan pemenuhan mutunya pun berbeda-beda. Dalam menyusun rencana pemenuhan mutu, sekolah dapat menyusun skala prioritas melalui Rencana Kerja Sekolah (RKS), disesuaikan dengan urgensi dan daya dukung sumber daya, baik sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) maupun sumber daya material (dana, sarana dan prasarana).

Baca juga:  Ponpres Tingkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), implementasi SPMI merupakan wujud penguatan MBS. Hakikat dari MBS adalah desentralisasi pengelolaan sekolah kepada semua warga dengan mengoptimalkan berbagai potensi yang ada, mulai dari penyusunan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi program.

Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Kerjasama antara kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa yang terjalin di sekolah harus dipelihara untuk menciptakan sekolah yang kondusif dan harmonis sehingga pelaksanaan program sekolah dapat terlaksana dengan baik. Program Sekolah model dengan sistem penjaminan mutu internal merupakan momentum penguatan MBS melalui optimalisasi peran Komite Sekolah dalam pencapaian SNP.

Implementasi SPMI merupakan wujud penguatan MBS dimana sistem MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien jika didukung oleh penerapan sistem penjaminan mutu internal yang berjalan dengan baik.

 

Nadhirin, S.Pd

SMK Negeri 4 Kendal

iklan