JATENGPOS.CO.ID, – Tujuan utama pendidikan yang selama ini terabaikan atau mungkin gagal tercapai adalah pembentukan karakter. Pengabaian atau kegagalan ini dapat dilihat dari berbagai hal. Anak –anak tidak sopan kepada orang tua dan kepada orang yang lebih tua, kurang peduli terhadap sesama, kata-kata kotor yang jauh dari etika, perselisihan dan tawuran dengan sangat mudah terjadi, pergaulan bebas, merokok dan narkoba, adalah pemandangan umum yang hampir pasti kita temukan di mana saja kita menemukan remaja.
Karena tujuan pendidikan karakter adalah terbentuknya moral atau akhlakul karimah untuk menuju manusia yang sempurna serta pribadi mukmin yang handal kelak di kemudian hari, maka perlu diterapkan beberapa metode yang digunakan dalam menanamkan karakter yang baik kepada anak. Salah satunya adalah melalui keteladanan.
Keteladanan merupakan metode paling berpengaruh dan terbukti berhasil mempersiapkan anak dalam aspek moral, spiritual dan sosialnya.hal ini disebabkan seorang pendidik merupakan figure utama dalam pandangan anak,yang tindak tanduknya baik disadari atau tidak akan ditiru oleh anak dan tertanam dalam kepribadiannya.
Oleh karena itu keteladanan pendidik terhadap anak merupakan kunci keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk karakter yang baik pada anak.Hal ini karena pendidik merupakan figur terbaik bagi anak yang akan dijadikan teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam segala aspek kehidupannya atau figure tersebut terpatri dalam jiwa dan perasaannya serta tercermin dalam ucapan dan perbuatannya. Sebagaimana Rasulullah SAW dijadikan teladan yang terpatri dalam jiwa umat Islam,segala perkataan,perbuatan dan ketetapan beliau menjadi contoh. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat al-Ahzab ayat 21, bahwa Rasulullah SAW merupakan suri tauladan yang baik bagi umat Islam.
Kemudian keteladanan melalui kisah-kisah ini akan memberikan peran yang cukup penting dalam pertumbuhan anak, dengan menyajikan perjuangan para nabi dan sahabat dalam berdakwah, kesabaran mereka dalam menghadapi cobaan, pengorbanan dan keberanian mereka dalam mengajarkan kebaikan pada umat manusia diharapkan anak tertarik, terkesan, mengagumi, selanjutnya menjadikan mereka teladan dalam kehidupannya.
Selain itu,metode keteladanan melalui penciptaan suasana yang kondusif merupakan metode yang ditujukan kepada anak didik untuk bersikap, berperilaku, berbicara sesuai dengan dasar-dasar akhlaqul karimah. Dalam hal ini pendidik menjadi fokus perhatian anak didiknya, segala sikap, sifat,tingkah laku bahkan cara berbicaranya akan mudah ditiru oleh anak bagi kehidupannya sendiri, hal ini menunjukkan bahwa tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik karakter. Dari sinilah guru harus memiliki bekal dari dalam dirinya (factor inner) untuk melahirkan sikap dan tingkah laku yang mulia. Misalnya seorang guru yang mempunyai karakter jujur, adil, suka menolong, tanggung jawab maka dengan sendirinya anak akan berupaya seperti yang ada pada pribadi gurunya.
Untuk menerapkan metode keteladanan melalui penciptaan suasana yang kondusif dalam menanamkan karakter yang baik pada anak, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pendidik. Pertama, guru atau orang tua harus berperan sebagai teladan atau model yang baik bagi anak. Kedua,mengarahkan anak – anak untuk meneladani orang-orang terkenal yang berakhlak mulia, misalnya Nabi Muhammad SAW, Nabi dan sahabat lain yang sholeh. Ketiga, memberikan pengarahan kepada anak apabila ternyata memiliki karakter atau sikap yang kurang baik akibat meniru orang lain ataupun melalui media massa sebagai salah satu factor yang mempengaruhi karakter anak.
Eni Hidayati, S.Ag., M.Pd.I
Guru PAI SMPN 1 Tirtomoyo Wonogiri