JATENGPOS.CO.ID, BANJARNEGARA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga, Jawa Tengah berpeluang hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi pada Kamis (31/12).
“Banjarnegara dan Purbalingga berpeluang hujan pada malam pergantian tahun,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Selasa.
Dia mengatakan potensi hujan bersifat merata di hampir seluruh kecamatan yang ada di wilayah itu sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Dia juga menjelaskan bahwa berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya belokan angin dan konvergensi akibat sirkulasi siklonik di Laut China Selatan dan Barat Laut Benua Australia yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Jawa Tengah.
Berdasarkan analisis juga diketahui bahwa beberapa hari ke depan terdapat potensi massa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas.
Akibatnya terdapat peluang hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah selama tiga hari ke depan, termasuk pada saat malam pergantian tahun.
“Karena itu kami mengingatkan warga untuk mewaspadai dampak hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang lama karena dikhawatirkan dapat memicu bencana banjir, longsor dan angin kencang,” katanya.
BMKG juga kembali mengimbau masyarakat agar senantiasa berhati-hati, terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana, misalkan di area perbukitan atau di wilayah bantaran sungai.
Dia mengatakan BMKG akan terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai mitigasi bencana akibat cuaca ekstrem.
Dia juga kembali mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada berita yang belum jelas kebenarannya atau disinformasi.
“Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum jelas kebenarannya, jika membutuhkan info terkini dan terpercaya terkait kondisi cuaca atau iklim bisa langsung menghubungi kantor BMKG terdekat atau mengakses laman media sosial resmi milik BMKG,” katanya.
Sebelumnya akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengingatkan bahwa sosialisasi bencana hidrometeorologi perlu digencarkan dengan memanfaatkan media sosial guna mempercepat informasi.
Indra yang merupakan koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Bencana Unsoed tersebut menambahkan informasi yang perlu diberikan adalah mengenai di mana masyarakat tinggal dan potensi bencana yang bisa terjadi di wilayah itu.
Dia menjelaskan bahwa tiap daerah mempunyai potensi yang berbeda tergantung kondisi geologi dan lingkungan sekitarnya.
“Bentuk aliran sungai, besarnya daerah aliran sungai, morfologi dan morfometri kelerengan bukit, pemukiman, intensitas aliran sungai dan kerusakan-kerusakan lingkungan sekitar merupakan parameter yang bisa dijadikan acuan menentukan tingkat bahaya bencana,” katanya. (fid/ant)