Belajar Bangun Ruang dengan SAVI

NIKEN YULIA RIANTI, S. Pd. Guru SDN Sigenuk, Pituruh, Purworejo
NIKEN YULIA RIANTI, S. Pd. Guru SDN Sigenuk, Pituruh, Purworejo

JATENGPOS.CO.ID, – SAVI merupakan salah satu bagian dari bentuk pembelajaran Kooperatif. Model pembelajaran dengan pendekatan SAVI untuk kali pertama diperkenalkan oleh Dave Meier. SAVI merupakan akronim dari Somatic, Auditori, Visual, dan Intellectual. Beberapa teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri, teori otak triune, teori kecerdasan ganda, pendidikan menyeluruh (holistic), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik), belajar berdasarkan pengalaman, serta belajar dengan simbol.

Somatic (yang selanjutnya dalam bahasa Indonesia somatik) berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh. Belajar somatik dapat diartikan dengan belajar menggunakan indra peraba, kinestesis, dan praktis dengan melibatkan fisik dan menggunakan tubuh sewaktu belajar secara berkala. Somatik juga dapat diartikan bangkit dari tempat duduk dan bertindak aktif selama proses belajar. Mendengar dan mengungkapkan kata-kata akan menjadi pembelajaran auditori yang paling baik. Sedangkan pembelajaran visual yang paling baik adalah belajar dari melihat, mencontoh, belajar dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, gambar, dan gambaran dari segala hal ketika sedang belajar. Intelektual merupakan bagian dari merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna. Belajar bukanlah menyimpan informasi tetapi lebih menekankan pada menciptakan makna pengetahuan dan nilai yang dapat dipraktikkan oleh pemikir pembelajaran.

Baca juga:  Mengawal Karakter Siswa Melalui “Kantin Kejujuran”

Pembelajaran SAVI berpaham pada aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan bahwa belajar paling baik yaitu dengan melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra, serta segenap kedalaman dan keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar pasti dengan cara-cara yang berbeda. Menghubungkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif, dan hidup. Jadi pembelajaran SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dalam proses pembelajaran.

Tahapan dalam pembelajaran SAVI antara lain persiapan, penyampaian, pelatihan, dan penampilan hasil. Tahap persiapan terdiri dari memberikan sugesti positif; menyampaikan tujuan; membangkitkan rasa ingin tahu; menciptakan lingkungan fisik, emosional, dan sosial yang positif; menenangkan rasa takut; serta mengajak siswa telibat penuh sejak awal pembelajaran. Tahap menyampaikan terdiri dari pengamatan fenomena dunia nyata; pelibatan seluruh otak dan tubuh; presentasi interaktif; latihan menemukan (baik sendiri, berpasangan, maupun kelompok); serta pelatihan pemecahan masalah. Tahapan pelatihan meliputi simulasi dunia nyata; permainan dalam belajar; aktivitas pemecahan masalah; membangun keterampilan; refleksi; serta mengajar balik. Sedangkan tahap penampilan hasil meliputi pelatihan terus menerus; umpan balik dan evaluasi kinerja; serta menciptakan dan melaksanakan rencana aksi.

iklan
Baca juga:  Peran Gizi dalam Pembentukan Perkembangan Intelektual dan Fisik Otak Anak

Pembelajaran SAVI dapat diterapkan dalam mata pelajaran Matematika pada materi Bangun Ruang Kubus dan Balok. Langkah-langkah yang dilakukan adalah membuat kelompok beranggotakan empat siswa, semua siswa membuat alat peraga berupa kerangka kubus dan balok dari kertas karton, siswa diminta memperagakan konsep yang dipelajari sambil menjelaskan secara terperinci langkah-langkahnya (tahapan ini merupakan bagian dari somantik dan auditori), setiap kelompok memecahkan soal yang diberikan guru dengan cara diskusi (tahapan ini merupakan bagian dari auditori, visual, dan intelektual), guru mengamati proses kerja pada setiap kelompok, setiap kelompok menunjuk satu perwakilan untuk mengerjakan di papan tulis sedangkan siswa yang lain menanggapinya (tahapan ini merupakan bagian dari somantik, auditori, visual, dan intelektual).

Baca juga:  Remaja, Generasi Emas dan Tantangannya di Zaman Millennial

Penggunaan pendekatan SAVI pada materi bangun ruang kubus dan balok mendorong siswa untuk dapat membuat alat peraga sehingga dalam proses belajar siswa dapat berbuat dan mempraktikkan secara langsung. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif dan tidak merasa jenuh.

Model pembelajaran SAVI mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran SAVI antara lain membangkitkan kecerdasan terpadu siswa, siswa dapat selalu mengingat karena mereka membangun sendiri pengetahuannya, proses pembelajaran tidak membosankan, memupuk rasa saling kerja sama, serta membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. Sedangkan kekurangannnya antara lain membutuhkan waktu yang lama bagi siswa yang lemah, belum ada pedoman penilaian sehingga guru merasa kesulitan dalam melakukan evaluasi, serta cenderung menjadikan siswa minder bagi mereka yang tingkat kecerdasannya kurang.

NIKEN YULIA RIANTI, S. Pd.

Guru SDN Sigenuk, Pituruh, Purworejo

iklan