JATENGPOS.CO.ID– Kurangnya focus siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, pada khususnya pelajaran kimia. Hal ini disebabkan karena berbagai factor yang mempengaruhinya. Sehingga kurangnya focus siswa dapat mempengaruhi pada hasil yang dicapai siswa. Monotonnya kegiatan pembelajaran sejak awal sampai penutup yang sering terjadi menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan inti. Hal ini sangat dirasa oleh sebagian guru, terutama guru sains (kimia). PR besar bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan atraktif sehingga tidak terkesan menjenuhkan. Fakta yang terjadi Guru lebih banyak menghabiskan waktu berceramah sehingga siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi dalam proses pembelajaran kimia. Karakteristik kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun MIPA yang menuntut siswa untuk mampu memahami dan menghubungan konsep-konsep secara utuh.
Variatifnya karakteristik siswa dalam menerima pelajaran baik secara pengetahuan maupun ketrampilan menjadikan satu point penting tersendiri untuk menentukan proses pembelajaran yang menarik dan atraktif. Oleh karenanya perubahan penggunaan metode maupun media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sehingga terjadi sinkronisasi antara metode yang digunakan dengan tujuannya. Metode PSP ( Problem Solving and Posting) merupaka pilihan metode yang tepat untuk dipilih. Guna mengantarkan siswa memahami sulitnya materi-materi kimia yang selama ini masih dianggap momok bagi sebagian siswa. Fenomena ini muncul pada nuansa kelas yang menunjukkan bahwa kurang lebih 10 % siswa kurang aktif dalam mengikuti aktivitas dalam kelas selama dua jam berturut-turut..
Metode PSP ( Problem Solving and Posing) mempunyai keunggulan tersendiri dalam andil siswa dala merespon atau lebih aktif, atraktif. Strategi pembelajaran ini merupakan kombinasi antara Problem Solving dan Problem Posing. Strategi PSP ini bertujuan untuk mengarahkan serta merangsang tingkat kepekaan, percaya diri, kerja sama, respon dan berpikir kiritis siswa dalam kegaiatan pembelajaran. Pada khususnya, dua strategi ini dapat saling menguatkan satu sama lain dalam penerapannya di dalam proses pembelajaran. Satu kebangga bagi guru kimi ketika materi dapat tersampaikan dengan suasana yang menyenangkan dan menarik. Sehingga nuansa pembelajaran akan tercipta kondusifitasnya dan tidak berasa tegang.
Salah satu penerapan Kurikulum 2013 dapat meningkatkan kritis siswa dan keaktifan dalam berdiskusi dalam hal penyelesaian masalah. Hal ini bisa tercapai dengan menerapkan metode PSP yang mendominasi dalam proses pembelajaran yaitu Student Centered Learning. Strategi problem solving mengarahkan siswa untuk mengungkapkan pemikiran kritisnya dalam proses transfer pengetahuan dan wawasan yang didapat dalam proses pembelajaran melalui pemecahan kasus atau masalah. Dan juga strategi problem posing dapat merangsang kecenderungan siswa untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan pemasalahan dalam proses belajarnya kepada temannya sehingga dapat meningkatkan sikap percaya diri dan kerjasama yang kuat antara siswa lainnya dalam memecahkan suatu kasus atau masalah khususnya dalam pembelajaran kimia.
Adapun sintak strategi pembelajaran PSP pada proses pembalajaran kimia adalah sebagai berikut, Pertama, guru megkondisikan siswa pada awal pembelajaran yang akan membawa kesan awal pembelajaran yang menarik. PSP ini juga menjadikan siswa lebih atraktif pada saat menerima materi kimia. Siswa dalam hal ini terlihat aktif dengan berbagai sajian-sajian permasalahan serta solusi dengan cara diskusi bersama dari masing-masing kelompok. Misalnya garam NaCl dalam bentuk padatan tidak bisa menghantarkan listrik, mengapa? Proses tindakan siswa pada tahap ini adalah (a) memberi pendapat awal terhadap kasus atau masalah yang dikemukakan, (b) menyusun hipotesis atau solusi awal.
Pada tahap kedua, tahapan penyelidikan awal Guru menyampaikan petunjuk-petunjuk pengarah sehingga siswa mampu mengumpulkan informasi yang relevan dan mendorong siswa untuk melakukan eksperimen. Pada tahap ini proses pembelajaran dibagi dalam beberapa kelompok, dari beberapa kelompok diberi satu permasalahan dan mempresentasikannya berdasarkan hasil diskusi.. Keempat, tahapan pengungkapan hasil Guru membuka suatu forum dimana siswa dapat mengungkapkan pemikiran kritisnya sesuai dengan hasil informasi, konsep, dan temuan yang didapatkannya secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran. Pada tahap ini siswa berperan, (a) berpikir kritis, (b) mengungkapkan pendapat, (c) melontarkan sejumlah pertanyaan, (d) menjawab pertanyaan yang dikemukakan berdasarkan hasil dan temuan.
Pada tahap akhir kelima, tahapan evaluasi konkrit Guru mengubungkan semua hasil pemikiran kritis siswa dan menyampaikannya dalam suatu penjelasan yang utuh, lugas dan bermakna sehingga siswa dapat memahami hubungan dan atau keterkaitan antara satu petunjuk, informasi, dan wawasan satu dengan lainnya.
Metode PSP ( Problem Solving and Posing) ini bukan satu-satunya metode paling tepat. Karena dalam menentukan metode pembelajaran mesti harus menganalisa terlebih dahulu. Disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik siswa dan sarana prasarana yang dipakai. Namun demikian, metode PSP ini bisa menjadikan salah satu alternative pembelajaran pada mata pelajaran kimia. Dimana dapat mengakibatkan siswa lebih merasa myaman senang dan atraktif.
Drs. Khairul Amin_
Guru Kimia _SMA N 1 Boja Kendal