Belajar seperti Son GoKU

PITOYO MEIYONO, S.Pd, M.Pd Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMK Negeri 2 Sragen
PITOYO MEIYONO, S.Pd, M.Pd Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMK Negeri 2 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Anime atau manga Jepang, Dragon Ball  karya Akira Toriyama (1984 -1995) sangatlah populer di belahan dunia. Baru – baru saja di Ligue 1 Prancis, bisa kita saksikan para supporter klub Paris Saint Germain membentangkan poster Son  Goku, tokoh utama Dragon Ball yang berubah menjadi Saint Seiya untuk menunjukkan betapa hebatnya klub kebanggaan mereka di Liga Prancis musim ini.

Bahkan dalam launching Olimpiade Jepang 2020 bisa kita saksikan bagaimana Son Goku menjadi salah satu duta olimpiade. Pasti yang bukan penggemar Dragon Ball akan bertanya – tanya tentang karakter Son Goku ini dan apa yang bisa dipelajari dari tokoh ini. Secara ringkas, Son Goku adalah seorang sosok yang pantang menyerah, suka dengan tantangan, selalu ingin bertemu dengan yang terbaik dan tidak puas dengan zona nyaman. So Goku juga seorang yang melakukan sesuatu melalui learning by doing.

Karakteristik Son Goku itulah yang sesuai dengan kondisi guru saat ini, Guru Pembelajar yang senantiasa harus mau belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam tuntutan dan peraturan yang sering berubah dengan cepat. Marilah kita belajar bersama dari karakter ini.

Baca juga:  E-leraning tingkatkan kreatifitas guru dan peserta didik

Pertama, Son Goku adalah pembelajar sejati dengan cara learning by doing. Son Goku tidak hanya mengandalkan ilmu dari gurunya semata. Begitu melihat teknik baru dari lawan maupun kawan, Goku selalu mencobanya bahkan berusaha memodifikasi agar memperoleh hasil yang maksimal. Kita selaku Guru Pembelajar yang saat ini dituntut menggunakan teknologi bisa meniru cara Son Goku dalam mempelajari hal yang baru.

iklan

Kedua, Son Goku selalu ingin bertemu yang terbaik tanpa berniat menjadi yang terbaik. Sebagai Guru Pembelajar, jiwa kompetisi sangatlah diperlukan tanpa menuruti ambisi yang berlebihan. Son Goku telah menunjukkan bahwa dengan bergaul dengan yang terbaik dengan sendirinya akan menjadikan dirinya yang terbaik.

Ketiga, Son Goku tidak pernah puas dengan Zona Nyaman. Dalam anime maupun versi komik, diceritakan bagaimana Goku sesudah menjuarai Turnamen Beladiri Sejagat yang berarti sudah menjadi yang terkuat, masih terus berkembang sehingga bisa berubah menjadi sosok yang awalnya hanya dalam cerita belaka. Mulai dari Super Saiya 1, 2, 3, Super Saiya God hingga Super Saiya Blue berhasil dikuasai, bahkan Mode Ultra Instinct yang merupakan batasan kekuatan para dewa pun berhasil dicapai meski dengan pengorbanan yang luar biasa. Sebagai Guru Pembelajar kita jangan merasa cukup dan puas dengan apa yang kita raih saat ini. Kita harus merasa bahwa apa yang kita kuasai belumlah cukup untuk mendidik dan menyampaikan pengajaran kepada anak didik kita.

Baca juga:  Remaja Zaman Now, Pelopori Tertib Lalu Lintas

Keempat, Son Goku adalah sosok yang bisa bergaul dengan siapapun. Jelas dalam cerita Dragon Ball, mulai dari Iblis Piccolo, Vegita yang kejam hingga Dewa Penghancur Beerus bisa berteman dengan baik dengan Son Goku. Guru Pembelajar juga harus begitu, meski karakteristik siswa sangat beragam, Guru Pembelajar harus mampu dekat dengan siapapun.

Terakhir, Son Goku mampu mengubah lawan dihari ini adalah kawan berjuang di esok hari. Bukan rahasia lagi, bagaimana Iblis Piccolo yang jahat berubah menjadi teman berjuang ketika menghadapi Vegita yang kejam. Selanjutnya Vegita justru menjadi sekutu ketika harus bertempur melawan Frieza. Hal ini berhubungan dengan sifat Son Goku sebelumnya. Sebagai Guru Pembelajar yang baik, tidak masalah jika ada peserta didik yang memusuhi kita ketika masih dalam masa belajar. Yang penting adalah bagaiman sikap tersebut justru menyadarkan peserta didik ketika sudah lulus nanti.

Baca juga:  Simulasi Cerita Fantasi Apakah Sulit ?

Akhir kata, Son Goku mewakili karakteristik  Guru Pembelajar sejati. Di mana dan kapanpun, selalu siap untuk belajar dan mengembangkan tanpa adanya ambisi untuk menjadi yang terbaik. Karena Son Goku percaya bahwa tiada hasil yang akan menghianati proses. Untuk itu, guru perlu menguatkan nilai –nilai Son Goku dalam diri ssiwa.

PITOYO MEIYONO, S.Pd, M.Pd

Guru Pembelajar Bahasa Inggris SMK Negeri 2 Sragen

iklan