Belajar Skala Prioritas dari Uang Saku

Tjahyo Mulyo,S.Pd Guru Ekonomi, SMA N 1 Weleri
Tjahyo Mulyo,S.Pd Guru Ekonomi, SMA N 1 Weleri

WELERI – Pendidikan  sebagai sebuah wahana pembaharuan dalam rangka mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berfikir, moral dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya kemudian dikembangkan. Melalui pendidikan, peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya dari yang tidak tahu menjadi tahu.  Didalam UU no.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, tercantum pengertian pendidikan yaitu “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesert adidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Kualitas suatu negara pun dapat di lihat dari kualitas pendidikannya. Pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran, sehingga keberadaan guru menjadi salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki peran yang sangat sentral dalam menghadirkan suasana belajar yang atraktif dan menyenangkan, guru yang baik adalah guru yang tahu bagaimana menangani peserta didik yang sedang malas belajar, peserta didik yang pendiam, bagaimana menghadirkan bercandaan positif sebagai selingan pembelajaran dan lain-lain. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

Baca juga:  Mengurai Kegagalan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Sebagai seorang guru, kita harus mampu untuk mendesain dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Model pembelajaran yang kita pilih hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, serta daya dukung yang dimiliki oleh guru atau sekolah. Problem based learning adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995).

Pembelajaran yang fun learning adalah suatu pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat menarik peserta didik, mengasyikkan, menjadikan siswa tertantang untuk lebih mendalami materi pelajaran, menumbuhkan kreatifitas, sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan hasil belajarnya meningkat. Selain itu pembelajaran yang menyenangkan juga membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

iklan
Baca juga:  Kartu Kuarted Tingkatkan Efektifitas Belajar PKn

Permasalahan yang ada di dalam pembelajaran seperti faktor guru dan materi ajar, seorang guru dituntut untuk memahami dan mengembangkan suatu metode pengajaran di dalam kelas untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini juga bertujuan agar dapat mengurangi rasa jenuh pada peserta didik, seperti halnya pelajaran ekonomi terkesan sebagai pelajaran yang membosankan karena banyaknya materi dan teori yang kesannya harus dihafalkan, sehingga kebanyakan peserta didik sudah merasa jenuh, bosan bahkan malas-malasan untuk mengikuti pembelajaran, tetapi pada proses pembelajaran ekonomi di kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik akan lebih aktif, karena pembelajaran tidak lagi berpusat ke guru, tetapi peserta didik yang harus aktif.

Peranan guru adalah menyodorkan masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis dengan berbasis masalah yang logis dan autentik. Menjadi guru yang memiliki kemampuan teknologi yang baik akan membantu dalam proses pembelajaran. Dengan suasana tersebut diharapkan dapat mengubah suasana kebosanan menjadi suasana yang senang, termotivasi dan lebih bergairah.

Baca juga:  Penggunaan Media Video Animasi dalam Pembelajaran IPA

Contoh pada proses pembelajaran ekonomi materi skala prioritas, saya menugaskan peserta didik untuk membuat skala prioritas dari masing-masing uang saku peserta didik pada hari itu, pastilah hasil pekerjaan dari peserta didik akan berbeda-beda karena uang saku dan kebutuhan dari masing-masing peserta didik juga berbeda-beda dan nantinya peserta didik yang ditunjuk bisa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, kemudian peserta didik yang lain juga diberi kesempatan untuk bertanya atas penyusunan skala prioritas yang dibuat oleh peserta didik yang presentasi di depan kelas, sehingga suasana kelas akan lebih menyenangkan dan peserta didik akan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran, apabila peserta didik menjadi aktif maka akan lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar dan mencapai hasil yang tinggi dalam pelajaran. Diakhir pembelajaran saya memberikan ulasan mengenai materi skala prioritas yang sudah di persentasikan, seperti peserta didik seharusnya untuk lebih mendahukan kebutuhan yang sifatnya segera dipenuhi.

Oleh: Tjahyo Mulyo,S.Pd

Guru Ekonomi, SMA N 1 Weleri

iklan