Belasan Warga Boyolali Terjangkit Cikungunya

Upaya pemberantasan sarang nyamuk. Foto ilustrasi

JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Penyakit cikungunya menyerang belasan warga di Kabupaten Boyolali. Mereka mengalami gejala antara lain panas, demam dan nyeri sendi.

Peristiwa itu dialami warga di Dukuh Ngares, Desa Kadireso, Kecamatan Teras. Dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE) Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, ada 18 warga yang kena penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini.

“Mereka mengalami gejala panas dan nyeri sendi, kaku-kaku dan lainnya yang mengarah ke cikungunya. Awalnya ada empat temuan lalu merebak sampai 15 orang dan bertambah tiga orang pada Minggu (9/1/2022),” kata Kepala Puskesmas Teras, Titik Fauziyati, kepada wartawan Selasa (11/1/2022).

Dijelaskan Titik, kasus cikungunya ini muncul di Dukuh Ngares, Desa Kadireso sejak akhir Desember 2021 lalu. Awalnya ada 4 warga yang mengeluhkan gejala demam dan nyeri sendi. Kemudian kasus merebak hingga saat ini.

iklan
Baca juga:  Penjahat Siber Lintas Kota Sebar Hoax Hingga Virus

Hasil penyelidikan epidemiologi (PE), penyakit cikungunya terjadi di tiga Rukun Tetangga (RT) di Dukuh Ngares, Desa Kadireso. Warga yang terkena cikungunya ini usianya berkisar 15 tahun ke atas.

Sejak akhir Desember 2021 hingga saat ini ada 18 orang yang terjangkit cikungunya. Untungnya, tidak ada warga yang sampai menjalani rawat inap. Mereka menjalani obat jalan dan saat ini tinggal dua orang yang masih menjalani pengobatan.

Puskesmas Teras bersama bidan desa dan pemerintah Desa Kadireso melalukan fogging di lingkungan 3 RT tersebut, Senin (10/1/2022) kemarin. Selain itu juga dilaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Kemarin digerakkan kerjasama desa untuk giat PSN diaktifkam kembali agar tidak ada kasus baru. Paling tidak membersihkan lingkungan masing-masing,” jelasnya.

Baca juga:  Peringati Hari Santri Nasional PPMI Assalaam Sukses Gelar POSA 34

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menggalakkan PSN. Pasalnya tak hanya cikungunya, namun kasus DB dan DBD kini juga mengalami peningkatan.

“Untuk Januari ini ditemukan dua kasus Demam Berdarah yakni di Desa Randusari dan Salakan. Dan memang sempat dirawat di rumah sakit. Hanya saat diperiksa, tidak mengarah ke DBD,” imbuh dia.

Sementara itu Kabid Surveilans dan Imunisasi Dinkes Boyolali, Teguh Tri Kuncoro, dikonfirmasi juga membenarkan adanya kasus cikungunya di Desa Kadireso, Kecamatan Teras. Penyelidikan epidemiologi sudah dilakukan.

“Hasil PE penderita cikungunya ada 15 orang. Mereka mulai mengeluhkan sakit sejak 28 Desember 2021 dengan gejala secara umum ada kesamaan yaitu nyeri sendi. Lalu pada Minggu (9/1/2022) ada tambahan tiga penderita,” kata Teguh.

Baca juga:  5 Polsek di Solo Tak Lagi Berwenang Lakukan Penyidikan

Dia mengimbau masyarakat untuk menggalakan kembali PSN di lingkungan masing-masing. (aji)

iklan