BMKG: Purbalingga – Banjarnegara Masih Berpotensi Hujan Lebat Tiga Hari Ke Depan

JATENGPOS.CO.ID, BANJARNEGARA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa wilayah Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara masih berpotensi hujan lebat selama tiga hari ke depan sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.

“Potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem masih memungkinkan terjadi dalam tiga hari ke depan sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Jumat.

Imbauan tersebut disampaikan menyusul terjadinya bencana banjir di sejumlah desa di Kabupaten Purbalingga pada Rabu (2/12) malam hingga Kamis (3/12) akibat luapan Sungai Klawing setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Dia mengatakan BMKG akan terus menginformasikan prakiraan cuaca terkini kepada para pemangku kepentingan sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana.

iklan
Baca juga:  BMKG Catat Baru 70 Persen Wilayah Jateng Masuki Kemarau

“Masyarakat juga dapat mengikuti informasi cuaca terkini melalui laman resmi BMKG,” katanya.

BMKG, kata dia, terus mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem dapat meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang.

“Dengan demikian masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana seperti di wilayah perbukitan atau bantaran sungai harus mewaspadai hujan deras yang berlangsung lama karena dikhawatirkan dapat memicu bencana hidrometeorologi,” katanya.

Dia mengatakan BMKG akan terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai mitigasi bencana akibat cuaca ekstrem.

Sebelumnya akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengingatkan bahwa sosialisasi bencana hidrometeorologi perlu digencarkan dengan memanfaatkan media sosial guna mempercepat informasi.

Indra yang merupakan koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Bencana Unsoed tersebut menambahkan informasi yang perlu diberikan adalah mengenai di mana masyarakat tinggal dan potensi bencana yang bisa terjadi di wilayah itu.

Baca juga:  BMKG Prakirakan Tinggi Gelombang Laut Selatan Jabar-DIY Capai 6 Meter

Dia menjelaskan bahwa tiap daerah mempunyai potensi yang berbeda tergantung kondisi geologi dan lingkungan sekitarnya.

“Bentuk aliran sungai, besarnya daerah aliran sungai, morfologi dan morfometri kelerengan bukit, pemukiman, intensitas aliran sungai dan kerusakan-kerusakan lingkungan sekitar merupakan parameter yang bisa dijadikan acuan menentukan tingkat bahaya bencana,” katanya.

Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya hujan deras yang turun sejak Rabu (2/12) telah mengakibatkan Sungai Gringsing dan Sungai Klawing yang mengalir ke Sungai Serayu meluap.

Akibatnya ribuan rumah di delapan desa dari dua kecamatan yang ada di Purbalingga terendam air banjir.

Delapan desa tersebut antara lain Desa Gambarsari, Desa Jetis, Desa Toyareka, Desa Muntang, Desa Kalialang, Desa Sumilir dan Desa Karangtengah Kecamatan Kemangkon. Selain itu Desa Toyareja Kecamatan Purbalingga.

Baca juga:  BMKG Imbau Waspadai Potensi Hujan Lebat di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, hingga Papua

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Umar Fauzi mengatakan pada saat kejadian bencana pihaknya telah langsung melakukan upaya evakuasi dan menyiapkan lokasi pengungsian.

Tim gabungan dari BPBD Purbalingga, TNI/Polri, relawan kebencanaan dan kemanusiaan, PMI, Baznas, Basarnas, Tagana dan unsur lain bahu membahu melakukan upaya tanggap darurat sejak Rabu (2/12) malam hingga Kamis (3/12).

“Sekitar Kamis sore banjir sudah mulai surut dan para warga yang sempat mengungsi akhirnya kembali pulang ke rumah masing-masing,” katanya. (fid/ant)

iklan