Cakram Warna Tingkatkan Ketrampilan Siswa Menyederhanakan Berbagai Bentuk Pecahan

Kita sering menjumpai suatu kenyataan bahwa anak didik kita menjadi takut ketika berhadapan dengan mata pelajaran matematika, sehingga semudah apapun konsep  matematika yang kita ajarkan terasa sulit dan membebani bagi anak didik. Ketakutan siswa terhadap matematika bukan tak beralasan. Mengingat bahwa matematika menuntut kemampuan penalaran tingkat tinggi, tidak menutup kemungkinan bagi seorang siswa yang malas untuk berpikir akan menjadi malas belajar matematika.

      Pembelajaran matematika pada dasarnya menanamkan kemampuan berkomunikasi dengan simbol – simbol dan mengasah ketajaman penalaran yang pada giliranya dapat membantu memecahkan masalah sehari – hari terutama yang berkaitan dengan angka-angka atau simbol lain yang sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu pembelajaran matematika hendaknya dikondisikan sedemikian rupa, sehingga tercipta suasana yang kondusif, rekreatif, dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.

      Keberhasilan belajar akan tampak dengan dicapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengorganisasikan proses pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Suciati berikut ini :“Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya, tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.” (Suciati,5.17). Berdasarkan pendapat tersebut guru menjadi sangat dominan untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran. Guru menjadi figur sentral dalam pelakasanaan pembelajaran di kelas.

Baca juga:  Model Two Stay Two Stray Tingkatkan Hasil Belajar Matematika

      Sebagai figur sentral selayaknyalah seorang guru mampu menempatkan dirinya menjadi orang yang dianggap serba tahu, serba bisa, penuh dengan ide, dan pengalaman. Namun demikian, tidak semua anggapan siswa dapat dipenuhi oleh guru jika guru yang bersangkutan tidak ada upaya untuk selalu menempa diri agar semakin berkualitas dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelasnya.


      Seorang guru jangan terlalu berharap akan memperoleh hasil belajar siswanya secara optimal jika guru tersebut berpikiran bahwa dirinya telah cukup memiliki bekal untuk mendidik siswa – siswinya di kelas. Jika hal ini yang terjadi, bukan tidak mungkin guru akan memiliki harapan yang sia-sia.

      Sebenarnya harapan guru dalam melaksanakan pembelajaran sangat sederhana, yakni dapat mentransfer ilmu yang dimiliki terhadap anak didiknya dalam waktu yang seefisien mungkin. Akan tetapi harapan untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal, tidak selalu sesuai dengan kenyataan.

Baca juga:  Mebel ST Tingkatkan Pemahaman Hemat Energi

      Sebagai guru, penulis juga telah melakukan pembelajaran dengan segala kompetensi yang penulis miliki pada siswa kelas IV SD Negeri Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar “Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan”. Namun,  setelah dilaksanakan ulangan harian ternyata dari 28 siswa hanya 7 siswa (25%) yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Selama berlangsungnya proses pembelajaran, siswa kebanyakan hanya diam mendengarkan penjelasan dengan sesekali mencatat hal-hal yang dianggap penting. Ketika diberi kesempatan bertanya hanya dua anak yang minta untuk dijelaskan kembali tentang materi pelajaran tersebut. Ketika penulis memberikan pertanyaan juga hanya beberapa anak saja yang mampu menjawab, sementara yang lain terdiam bahkan ada di antara mereka yang asyik dan sibuk dengan dirinya sendiri. Untuk itulah, penulis merasa perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Baca juga:  Strategi WiPT Tingkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi SPLDV

Melihat temuan dan hasil yang diperoleh pada proses pembelajaran dari siklus ke siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Penggunaan peraga cakram pecahan mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika tentang “Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan” yang berkorelasi positif dengan peningkatan hasil belajar.
  2. Penggunaan peraga cakram pecahan pada pembelajaran menyederhanakan berbagai bentuk pecahan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pecahan senilai, pecahan sederhana dan cara menyederhanakan pecahan daripada sekedar menggunakan gambar atau angka- angka.
  3. Penggunaan peraga cakram pecahan pada pembelajaran menyederhanakan berbagai bentuk pecahan melalui demonstrasi sangat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar, minat, dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran.

 

Nanik Juniarti, S.Pd. SD

Guru Kelas 4 SD Negeri Sumurboto, Kec. Banyumanik. Semarang