Narkoba telah memakan banyak korban. Bahkan para remaja tidak luput dari cengkeramannya. Berbagai strategi disusun termasuk kolaborasi dengan lembaga terkait, namun demikian profesi guru ( BK ) tetap terus berusaha untuk menemukan pendekatan yang lebih mudah dan menyenangkan agar siswa dapat mudah memahami dan mencerna berbagai informasi tentang bahaya Narkoba ini sebagai upaya pencegahan (preventif).
Di di SMPN 1 Temanggung salah satu format layanan dalam Bimbingan Konseling di sekolah adalah Layanan Klasikal. Layanan ini termasuk komponen pelayanan dasar yang cenderung bersifat preventif disusun secara terstruktur untuk mencapai tujuan layanan.
C–WS ( Cooperatif Windows shopping ) merupakan salah satu tehnik yang digunakan dalam proses layanan BK klasikal di SMPN 1 Temanggung. Cooperatif berarti bersifat kerjasama, sedangkan arti kata window shopping dalam Bahasa Indonesia adalah : melihat lihat. C–WS ini digunakan dalam proses layanan klasikal dengan kegiatannya yang lebih disederhanakan dan tidak keluar dari maknanya, yakni kegiatan siswa secara berurutan : (1). membentuk kelompok dan membaca poin bagian materi yang diberikan guru (2) menuangkan materi dengan tulisan, gambar, warna, garis di lembar presentasi (3) karya presentasi ditempel di dinding kelas dengan jarak yang agak jauh antar kelompok (4) mengunjungi dan melihat-lihat gambar/ tulisan hasil karya kelompok lain yang dipajang untuk diambil pelajaran/ informasi. Sedangkan untuk menilai seberapa jauh keterlibatan/pemahaman siswa dapat diambil dari : (a) pengamatan terhadap proses siswa menuangkan materi dalam lembar presentasi dan proses kunjungan (b) laporan tulisan hasil kunjungan (c) penilaian hasil karya antar kelompok.
Keterlibatan siswa dalam setiap tahapan C–WS merangsang keaktifan, keberanian menuangkan, rasa seni, dan bertanggung jawab. Situasi ini menggerakkan siswa menjadi lebih berminat dalam mengikuti layanan. Di sisi lain Pemberian layanan menggunakan C–WS memfasilitasi kecenderungan gaya siswa yang bervariasi (Visual-Auditori-Kinestetik) dan keinginan masa remaja yang terus perlu berinteraksi dengan sesama. Model layanan ini dilengkapi dengan pembuatan lembar presentasi yang memicu siswa agar dapat berkoordinasi satu sama lain untuk menyelesaikannya yang berujung pada pemahaman materi. Sedangkan fase kegiatan siswa mempresentasikan hasil dan berkeliling melihat lihat hasil presentasi kelompok lain ( window shopping ) membuat mereka senang dan menuntut bergerak tubuhnya untuk berjalan di sekitar kelas. Hal seperti ini akan mempengaruhi keterlibatan siswa yang tinggi dan menunjukkan sikap partisipasi siswa yang tinggi pula .
Menurut Ika Berdiati, dalam model pembelajaran kooperatif window shopping (berbelanja), siswa dapat berbelanja secara aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua orang dari masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand). Anggota kelompok lainnya mengunjungi hasil karya kelompok lainnya (berbelanja) dengan memberi komentar dan penilaian sehingga setiap peserta dalam kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai (2010;167).
Berdasar analisis di atas bisa didiskripsikan bahwa “Melalui tehnik layanan C–WS dapat menarik minat siswa untuk mendapat informasi tentang Narkoba sehingga dapat mencegah penyalahgunaannya”
Wahyuni Rahma S.Pd
Guru BK SMPN 1 Temanggung