JATENGPOS.CO.ID, – Menyapa nama siswa mungkin terdengar sepele, tetapi efeknya sangat luar biasa. Kedekatan antara siswa dan guru akan terbangun dari hubungan komunikasi sederhana ini. Dilihat dari ranah retorika, tindakan komunikasi awal akan menentukan langkah berikutnya dengan lawan tuturnya. Artinya kepercayaan siswa kepada guru ditentukan dari langkah awal ini. Kedekatan siswa dan guru akan terbangun dan membentuk lingkungan yang bersinergi.
Setidaknya terdapat tiga tujuan yang dapat dicapai dalam kegiatan ini, yaitu siswa merasa diperhatikan oleh guru dan teman-temannya di kelas, munculnya sikap hormati pada guru, dan meningkatkan gairah belajar. Ketiga tujuan tersebut saling berhubungan dan berjenjang. Pertama, dengan mengenal nama siswa, mereka akan merasa diperhatikan oleh guru. Perasaan menjadi bagian dari warga belajar dalam kelas akan membuat siswa perhatian pada pembelajaran.
Tujuan kedua, mengenal nama siswa dapat membuat mereka bersikap hormat kepada guru. Sikap hormat ini dapat dilihat dari keberanian siswa menyapa dengan sopan ketika bertemu dengan guru. Tentunya, siswa akan mulai menjaga penampilannya ketika bertemu dengan guru karena rasa hormat ini. Semua hal itu akan membangun kedewasaan, baik dari cara berbicara, berpenampilan, maupun bersikap.
Setelah rasa percaya siswa terbangun akhirnya tujuan pembelajaranpun akan tercapai. Antusiasme mereka akan meningkat dalam mengikuti pembelajaran. Hali ini dapat terlihat dari awal pembelajaran, jika mereka bersemangat atau berebut untuk menempati tempat duduk paling depan. Lebih jauh lagi, dalam proses pembelajaran, siswa tidak takut untuk bertanya dan menjawab permasalahan yang tengah dihadapi. Jika semua ini telah terjalin maka sikap kedewasaan dan berpikir positif akan menjadi karakter siswa yang akan membentuk kepribadian unggul.
Usaha masing-masing guru dalam mengingat nama siswa berbeda-beda. Hal ini terjadi karena tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Ada guru yang dalam waktu 1 bulan sudah dapat mengenali nama siswanya, ada pula yang memakan waktu sampai 1 tahun itu pun tidak semua siswa. Jumlah siswa yang banyak menjadi kendala tersendiri bagi guru untuk mengingat nama siswa. Hal ini terjadi karena selain daya ingat yang terbatas juga karena fisik mereka yang hampir sama karena seusia. Selain itu, nama siswa yang hampir sama juga menjadi kendala yang sering ditemui. Lebih berat lagi, waktu yang digunakan di dalam kelas juga terbatas.
Salah satu upaya cepat dalam menghafal nama siswa yaitu dengan mengenali ciri fisik mereka. Meskipun seusia, setiap siswa memiliki ciri fisik yang berbeda. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menghafal mereka. Bentuk wajah menjadi salah satu cara yang umum digunakan dalam menghafal nama. Bentuk mata, hidung, mulut, dan lain sebagainya sebagai penanda. Selain itu, warna suara setiap siswa juga pastinya berbeda-beda. Hal ini juga dapat menjadi cara untuk mengenali mereka.
Selain ciri fisik, strategi lain yang dapat digunakan yaitu, meminta siswa menyebutkan nama ketika bertanya, menyanggah pendapat teman, menjawab pertanyaan, dan lain sebagainya. Biasakanlah kepada mereka untuk mengangkat tangan ketika akan bertanya. Kemudian berdiri dan mengeraskan suara agar dapat dilihat dan didengar oleh warga kelas. Lebih lanjut lagi, mintalah kepada mereka untuk mengucapkan salam, menyebutkan nama atau nomor presensi. Hal ini bertujuan agar siswa cukup lama untuk diamati. Pada saat itulah guru dapat melihat perbedaan warna suara, gaya berbicara, dan keunikan lainnya yang dimiliki masing-masing siswa.
Muji Kuat, S.Pd.
Guru SMK Negeri 1 Kandeman Batang