JATENGPOS.CO.ID, – Masyarakat kita saat ini, mulai dari kalangan ekonomi bawah, hingga masyarakat papan atas disuguhi dengan hal hal yang baru. Khususnya dalam infomasi atau pemberitaan yang diluncurkan melalui media sosial. Kemudahan dalam mendapatkan informasi bagi masyarakat lewat android atau hp bagi sebagian orang atau kelompok kepentingan dimanfaatkan untuk menyebarkan berita palsu atau hoax. Secara umum masyarakat tentunya akan sangat dirugikan karena adanya ulah yang tidak bertanggung jawab. Walau bagi penyebar berita hoax, mungkin diuntungkan dengan berbagai kepentingan.
Santernya berita hoax bermunculan di kalangan masyarakat, tentunya akan sangat berdampak negatif bagi siapapun. Baik kalangan muda maupun kalangan orang tua. Keresahan dan kekacauan yang ditimbulkan akibat berita palsu tersebut, tentunya mengundang banyak reaksi dari berbagai kalangan. Apalagi ketika berita hoax tersebut tidak bisa terhindari dari pengamatan dan pendengaran anak anak usia didik. Karena kita tau saat ini hampir semua anak anak didik kita memiliki hand phone. Kesimpangsiuran warta yang masuk dan diviralkan di media sosial, jelas akan sampai juga pada remaja kita.
Dalam kondisi pemikiran yang masih sangat polos, mereka tentu akan sangat mudah untuk disuruh menyebar luaskan secara berantai ke teman yang lain atau orang lain. Kita menyadari sekali bahwa kemampuan anak remaja dalam menelaah dan mengkaji masih sangatlah minim, apalagi jika hoax teesebut ditumpangi dg kepentingan tertentu yang dikemas dengan video lucu.
Tanpa disadari remaja kita mulai terseret bahkan mengkonsumsi hal- hal yang tidak baik. Apalagi jelas hal tersebut tidak ada keterkaitannya dengan ilmu pendidikan dan pengetahuan. Situasi tersebut kita sangat sulit untuk membendung. Ibarat air bah stunami yang menerjang siapapun tanpa tebang pilih. Bagi para pengguna android atau media elektronik sejenisnya tidak akan bisa menghindar. Sekalipun para pengguna pasif, karena ada orang lain yang memviralkan ke perangkat mereka bak virus. Hal inilah yang perlu adanya langkah penyelamatan. Baik penyelamatan secara umum untuk masyarakat juga penyelamatan bagi para siswa didik atau anak -anak remaja.
Pemerintah dalam hal ini sudah melakukan tindakan tindakan nyata dalam menyikapi situasi yang berkembang saat ini. Dengan diterbitkannya undang -undang ITE. Terbitnya peraturan atau undang undang tersebut, bermaksud agar seseorang berhati -hati dalam menyebarkan berita. Di sisi lain setidaknya akan menjadi efek jera bagi pelaku hoax, sehinga ada berkurangnya pelaku penyebar berita hoax di lingkungan masyarakat.
Namun demikian, bagaimana yang terjadi di lingkungan remaja kita. Di era usia muda mereka , yang biasa suka cari sensasi dan sok sok an. Bahkan ada sebagian dari anak- anak kita yang justru merasa bangga kalau perbuatan salah mereka menjadi pusat perhatian orang banyak. Bahkan ada yang dengan sengaja malah menjadi pelaku atau profil pelaku, karna ingin terkenal dan merasa hebat karena berani berbuat salah. Jika kondisi ini berlarut larut, tidak menutup kemungkinan generasi kita akan lebih sulit dikembalikan pada jalur yang bangsa ini inginkan. Karena mereka lebih terposisi sebagai alat kepentingan sekelompok oknum. Dan tentunya juga sangat mudah terpancing dan terprovokasi oleh situasi yang ada.
Langkah kongkret pemerintah tentunya harus didukung sepenuhnya. Dalam rangka menyikapi ada viral hoax, masyarakat dengan segenap elemen yang ada harus ikut terpanggil dalam memerangi dan mengantisipasi dampak hoax. Kita semua harus lebih jeli dan waspada dalam menyikapi setiap berita yang memviral. Jangan mudah terprofokasi oleh berita yang belum tentu kebenarannya. Merujuk informasi dan mencari referensi dari yang lain menjadi sangat penting. Perlu menahan diri dari keinginan ikut memviralkan berita yang di pandang akan memancing respon negatif dari masyarakat atau lingkungan.
ASIH YUNIATI, S.Pd, MM.Pd
SMA Negeri 3 Purworejo