JATENGPOS.CO.ID, Solo – Bank Indonesia (BI) memprediksikan Kota Solo, Jawa Tengah, mengalami inflasi tipis pada Februari 2019 seiring dengan terkendalinya daya beli masyarakat.
“Biasanya pertumbuhan pada Februari lebih landai. Kalau untuk prediksi angka perlu saya cek lagi,” kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Senin.
Meski demikian, ia memprediksi angka tersebut tidak berbeda jauh dengan inflasi Januari 2019 sebesar 0,39 persen, sedangkan dari sisi laju inflasi “year on year” periode Januari 2019 terhadap Januari 2018 sebesar 2,29 persen.
“Saat ini yang masih menjadi perhatian adalah tarif angkutan udara. Kemarin kami juga melihat ada komitmen pemerintah terkait avtur. Kalau masalah tarif ini bisa selesai maka inflasi bisa melandai,” katanya.
Berdasarkan data, dikatakannya, untuk inflasi bulan lalu sektor angkutan udara mengalami kenaikan tarif sebesar 10,04 persen atau menyumbang inflasi 0,1034 persen.
Selain tarif angkutan udara, dikatakannya, kelompok “volatile foods” juga masih menjadi permasalahan penting. Menurut dia, salah satu komoditas yang masih menjadi penyumbang inflasi yaitu bawang putih.
“Bawang putih ini sebagian masih impor dan sebagian lagi ambil dari Surabaya, agar ini tidak menjadi permasalahan mau tidak mau kita harus memproduksi sendiri,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan dampak “Solo Great Sale” (SGS) terhadap inflasi, dikatakannya, sejauh ini belum dapat dihitung.
Menurut dia, harus diketahui terlebih dahulu transaksi final selama SGS.
“Kalau targetnya kan Rp600 miliar, siapa tahu ternyata realisasi lebih tinggi dari target,” katanya.
Di sisi lain, ia meminta instansi terkait di Soloraya untuk ikut aktif melakukan pengendalian inflasi, salah satunya dengan aktif melakukan rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah. (udi/fid)