JATENGPOS.CO.ID, – Bangsa Indonesia terdiri dari beribu pulau, beragam budaya, suku bangsa termasuk berbagai bahasa daerah. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. Dan sebagai wujud penghormatan pemerintah terhadap bahasa Jawa dengan memasukkan bahasa Jawa ke sekolah-sekolah sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal (mulok) wajib dan harus dimasukkan kedalam kurikulum sekolah.
Bahasa Jawa diajarkan di sekolah-sekolah yang penduduknya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Meskipun pada kenyataannya bahasa Jawa juga banyak ragamnya. Ada bahasa Jawa yang biasa digunakan oleh penduduk sekitar Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Banyumasan yang lebih terkenal dengan daerah berbahasa ngapak dan daerah lainnya.
Pelajaran bahasa Jawa bagi siswa di daerah yang terbiasa dengan bahasa Jawa ngapak itu sangat sulit menerima dan memahami bahasa Jawa. Misalnya dalam membaca, karena dalam membaca ada kata yang cara membacanya berbeda dengan tulisannya. Sebagai contoh kata sapa dibaca sopo, tapi bagi siswa di daerah ngapak membacanya tetep sapa karena keseharian mereka seperti itu. Dan ini kadang menjadi masalah dalam pemahamannya. Selain hal tersebut bahasa Jawa sebagai mata pelajaran bagi sebagian siswa sebagai pelajaran yang kurang menarik, membosankan. Hal ini menjadi semacam tantangan bagi pendidik bagaimana agar bahasa Jawa menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa. Rata-rata siswa menganggap pelajaran bahasa Jawa lebih sulit dibandingkan bahasa Indonesia bahkan bahasa Inggris. Saat ini kondisi pembelajaran bahasa Jawa hanya sekedar menjaga dan melestarikan bukan untuk penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, seakan-akan bahasa Jawa seperti bahasa asing bagi siswa padahal bahasa Jawa adalah bahasa asli yang mereka miliki.
Bahasa Jawa dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan mungkin karena dalam bahasa Jawa ada tingkatan bahasanya, unggah ungguh (sopan santun) dari yang muda ke yang lebih tua juga kesulitan dengan penulisan huruf aksara jawa. Agar pembelajaran bahasa Jawa lebih menarik guru harus berinovasi dalam pembelajarannya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode gandhelis. Gandhelis merupakan akronim dari gatekna (perhatikan), bedheka (menebak/menjawab), dan tulisa (tuliskan). Metode ini memperkenalkan kata kerja sederhana dengan bahasa ngoko kemudian siswa menebaknya atau menjawab dengan bahasa karma dilanjutkan menuliskan kata kerja tadi ke dalam huruf jawa (hanacaraka).
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode gandhelis adalah guru memberikan kata kerja di depan kelas misalnya: maca, turu, adus kemudian secara bersama-sama siswa menjawab menggunakan bahasa karma dari kata kata yang tadi sudah disebut (contoh : maos, sareh, siram). Apabila siswa sudah fokus guru melanjutkan ke tahap berikutnya.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dengan anggotanya 4 sampai 5 siswa. Setiap kelompok diberikan amplop soal yang berbeda. Setiap kelompok ditunjuk satu siswa untuk memeragakan. Misalnya satu kelompok berisi 5 kata kerja.
Setiap wakil kelompok maju ke depan kelas, kelompok lain berlomba menjawab. Ketentuan menjawabnya yaitu dijawab dengan menggunakan bahasa karma, dilanjutkan menuliskan kata kerja tersebut menggunakan aksara jawa (hanacaraka). Kelompok yang bisa menjawab diberikan skor atau nilai sesuai kesepakatan. Kelompok yang mendapat nilai tertinggi menjadi pemenangnya.
Keunggulan metode gandhelis ini bisa mengaktifkan siswa, mengajarkan kerjasama melatih kecerdasan verbal linguistik melalui permainan kata dan kecerdasan kinestetik serta interpersonal melalui kompetisi antar kelompok. Tetapi sebagaimana metode pembelajaran pasti ada kelemahannya. Dalam metode gandhelis ini kelemahannya guru harus pandai memanajemen waktu juga mengatur jalannya diskusi agar setiap kelompok bisa menjawab tidak hanya didominasi oleh satu kelompok saja. Harapan dari menggunakan metode gandhelis ini siswa lebih tertarik, pembelajaran lebih menyenangkan, dan yang lebih penting lagi siswa mencintai bahasa daerahnya sendiri yaitu bahasa jawa.
AIDA SRI MAULINA, S.Pd. SD
Guru SD N Luwenglor Pituruh, Purworejo