JATENGPOS.CO.ID, – Saat ini minat belajar siswa semakin menurun, terbukti dari rendahnya minat baca yang berdampak terhadap hasil belajar yang rendah pula. Dari pengamatan dan pengalaman penulis, minat baca atau lebih dikenal dengan literasi pada siswa yang masih rendah, terbukti saat guru memberi tugas untuk membuat catatan ringkas materi pelajaran khususnya materi yang substansi teoritisnya banyak .  Melalui pengamatan saat pembelajaran, secara umum siswa dalam meringkas belum menuliskan materi secara esensi , namun  masih berbentuk paragraf yang  terurai panjang seolah  hanya menyalin tulisan dari buku. Ini menunjukan indikasi bahwa siswa belum memiliki minat literasi yang tinggi dan belum memahami cara meringkas materi ke dalam bentuk yang sistematik, efisien, dan fokus pada materi esensi. Untuk  membuat ringkasan materi, tahapan yang paling penting adalah siswa harus membaca terlebih dahulu secara detail materi yang masih bersifat universal. Namun hal tersebut masih jarang dilakukan siswa, sehingga hasil ringkasan materi masih bersifat universal pula. Sebagai muaranya, saat diadakan tes atau evaluasi kognitif, hasilnya belum memuaskan.
Melihat kondisi tersebut, usaha apa yang harus dilakukan? Guru sebagai fasilitator , motivator, dan inovator, harus dapat berkreasi dalam menciptakan  pembelajaran yang memotivasi dan meningkatkan kreatifitas belajar siswa . Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas agar memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, prakarsa, dan kemandirian yang sesuai potensi, bakat minat, dan perkembangan fisik serta psikologis. Dalam pelaksanaan Kurikulum  2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengembangkan GLS ( Gerakan Literasi Sekolah ). Kegiatan literasi tidak sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Tujuan gerakan literasi  antara lain menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik , mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan, serta menjaga keberlanjutan budaya literasi. Bertolak dari implementasi pembelajaran Kurikulum 2013 dan Gerakan Literasi, maka salah satu pendekatan  pembelajaran  yang  dapat dilakukan secara kreatif dan sistematik yaitu melalui pembelajaan aktif dengan metode Mind Mapping.
Mind Mapping atau yang lebih dikenal dengan pemetaan pikiran, merupakan metode belajar yang mengarahkan siswa untuk memetakkan pemikirannya terhadap materi-materi esensial yang sedang dipelajari dalam bentuk peta berisi blok-blok materi, sehingga mudah untuk dipahami dan diingat.
Menurut Johan ( Mahmudidin, 2009:3 ) dalam www.rijalo9.com , Mind Mapping merupakan catatan atau tulisan yang  dilengkapi dengan gambar, simbol, dan warna, yang akan mengolah dan mengasosiasikan kemampuan otak kanan dan otak kecil, sehingga siswa dapat mengekspresikan kemampuan verbalnya. Adanya kombinasi bentuk, simbol, dan warna, akan memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Lebih lanjut Mahmuddin mengemukakan, bahwa pembelajaran Mind Mapping bertujuan untuk membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Manfaat lain dari Mind Mapping adalah dalam segi waktu, penggunaan Mind Mapping dalam pembelajaran lebih efisien, karena pola pencatatan lebih efektif yang langsung dapat dipahami oleh individu.
Berdasarkan uraian tentang gerakan literasi dan Mind Mapping, bagi guru maupun siswa sangatlah urgen sebagai upaya meningkatkan kegiatan literasi selama pembelajaran. Pengalaman penulis yang didapatkan dari penerapan Mind Mapping adalah siswa semakin aktif dan kreatif. Hal tersebut merupakan cerminan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 melalui 4 C (Creatifitas/kreatifitas, Critical Thinking/berpikir kritis, Colaborasi/kolaborasi/ kerja sama , dan Comunikasi/komunikasi). Dengan demikian pencapaian pembelajaran Kurikulum 2013 dan GLS ( Gerakan Literasi sekolah ) dapat terwujud, dan sebagai terminalnya adalah meningkatnya hasil belajar.