Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Permasalahan pada diri siswa seperti kurangnya minat baca dan kemampuan belajar siswa, kurangnya kreatifitas dan partisipasi aktif siswa serta rendahnya pengetahuan tentang konsep, dapat dipecahkan dengan melakukan variasi sumber belajar dan strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan mengkonstruksikan dibenak mereka sendiri.
Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar .Dengan variasi ini diharapkan akan meningkatkan minat belajar, pengetahuan dan keterampilan siswa serta guru, dan dapat mengatasi keterbatasan pengetahuan siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut kami menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam belajar IPA kelas VII H SMP N 2 Wedi Klaten. Manfaat bagi siswa adalah meningkatkan minat belajar dan partisipasi aktif siswa, meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara, berpendapat dan berdemokrasi, meningkatkan makna bekerja sama, kemampuan menghargai orang lain, meningkatkan rasa ingin tahu, meningkatkan kreativitas siswa, dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan manfaat bagi guru adalah meningkatkan pemahaman tentang penelitian tindakan kelas, meningkatkan minat untuk melakukan penelitian, meningkatkan ketepatan penggunaan sumber belajar, meningkatkan penggunaan media dan metode pembelajaran, meningkatkan makna dan arti kerja sama, meningkatkan minat untuk menggali dan mengeksplorasi IPTEK, dan meningkatkan wawasan.
Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung bersamaan : (1) memperoleh informasi baru, (2) tranformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Kelebihan belajar penemuan yaitu : (1) pengetahuan bertahan lebih lama untuk diingat apabila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara lain, (2) hasil penemuan memiliki efek transfer yang lebih baik daripada belajar lainnya, dan (3) secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses memungkinkan siwsa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori. Menurut Rustaman (2000) ketrampilan proses dalam IPA adalah semua jenis ketrampilan (mental,fisik,dan sosial) yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori IPA. Menurut Sulistiyono (2003 : 77) pola pengajaran dengan orientasi kelompok menekankan berkembangnya kemampuan membuat social problem solving.
Sehingga metode dan tehnik diskusi kelompok kecil, kerja kelompok, dan problem solving menjadi sentral.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah : 1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen, 2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, 3) Guru memanggil ketua ketua untuk satu materi/tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain, 4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan, 5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok, 6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi simpulan, 7) Evaluasi, 8) Penutup.
Model pembelajaran Group Investigation bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari dan menjadikan siswa aktif untuk memiliki karakter kerja sama, komunikatif, tanggung jawab, kreatif dan percaya diri.
KUSNIYAH, S.Pd
Guru SMP Negeri 2 Wedi Klaten