JATENGPOS.CO.ID.WONOSOBO- Rumah Tahanan Negara Kelas II B Wonosobo melouncing sejumlah layanan berbasis IT. Layanan tersebut meliputi aplikasi kartu belanja non tunai dan layanan informasi mandiri dan layanan video call bagi penghuni lapas.
“Ini baru pertama di Jateng, mungkin juga di Indonesia, ini penerapan kongkret dari e-goverment dalam bidang pelayanan,” ungkap Kanwil Kemenkumham Jateng Ibnu Chuldun usai launcing layanan warga binaan berbasis IT di lapas Wonosobo .
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Jajaran Kanwil Kemenkumham Jateng, Kasdim 0707 Wonosobo, Kapolres Wonosobo, Ketua Komisi A DPRD Wonosobo Dan Kepala Dinas Pariwisata Wonosobo.
Menurut Ibnu, rutan kelas II B Wonosobo mencoba secara kuat dan sungguh-sungguh menerapkan pelayanan prima dan pemberdayaan penghuni rutan. Hal tersebut semakin sinergis dengan dukungan pemerintah kabupaten Wonosobo dan juga pihak –pihak terkait.
“Rumah tahanan negara berisi warga binaan, maka harus diberdayakan dan dilayani, agar nanti setelah bebas dari tahanan dan kembali ke tengah –tengah masyarakat sudah memilik ketrampilan dan kemandirian, itu yang paling penting,” ujarnya.
Berkaitan dengan inovasi yang dikembangkan oleh rutan Wonosobo dengan menggunakan kartu belanja non tunai bekerjsama dengan BRI Wonosobo menurutnya langkah yang maju dan sangat positif. Sebab hal tersebut bisa menekan kasus pungutan liar di dalam rumah tahanan
“Penggunaan kartu belanja non tunai di koperasi tahanan rutan wonosobo, terobosan luar biasa, saya jamin bebas pungutan liar, sebab tidak ada lagi uang tunai beredar di rutan. Kami pastikan wilayah jawa tengah ini, Wonosobo jadi satu-satunya yang gunakan pola itu,” terangnya
Layanan lain yang patut diapreasiasi, adanya video call untuk bertemu dengan keluarga ,jadi penghuni lapas bisa berkomunikasi langsung melalui video call, itu fasilitas gratis, karena menggunakan wifi. Namun teknis pelayanan tersebut harus diperjelas, misalnya diberikan kepada penghuni rutan yang bereprilaku baik.
“Bisa dikatakan Rutan Wonosobo sudah mengimplementasikan e-gov, untuk proses layanan tehnologi informasi,” tambahnya.
Rutan wonosobo juga mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan kemandirian dan memberdayakan penghuni lapas melalui sejumlah aktivitas produktif, diantaranya membuka jasa loundry, cuci motor, pertanian, perikanan dan juga reatvitas seni dan budaya.
“Saya sudah dengar langsung dari Bupati wonosobo, setelah melihat kegiatan di lapas Wonosobo siap membantu lapas menyiapkan lahan 3 hektar untuk pengembangan kreativitas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disparbud One Andang Wardoyo, mengemukakan bahwa pemkab sudah berkomitmen agar lapas lebih manusiawi. Terkait dengan tanah seluas tiga hektar bagi lapas Wonosobo, dirinya aka menyampaikan kepada Bupati dan juga sekda.
“Soal tanah tiga hektar untuk lapas itu akan kami sampaikan kepada bupati, sedangkan fokus saya kepada pengembangan kerjasama seni budaya dan kreativitas para penghuni lapas dalam mendukung sektor wisata,” ucapnya.
Menurutnya, dalam waktu dekat, dirinya akan mengirim tim Kreatif Disparbud Wonosobo untuk melihat langsung karya seni dan juga handcarf yang sudah dikembangkan oleh penghuni rutan Wonosobo.
“Saya akan kirim komunitas kreativitas untuk berkunjung ke lapas dan memantau apa saja yang layak bisa dikembangkan untuk mendukung sektor wisata,” pungkasnya. (gus/jpnn/muz)