JATENGPOS.CO.ID, – Sampai saat ini, kita masih mendengar bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang dianggap menakutkan oleh sebagian besar siswa di Indonesia. Paradigma ini akhirnya berdampak pada minat belajar siswa yang sangat rendah .Malihat keadaan itu, maka langkah yang tepat adalah dengan melakukan kerjasama antara pihak orangtua siswa dan pihak sekolah (terutama guru Matematika), untuk mengurangi bahkan menghilangkan angggapan bahwa pelajaran Matematika sulit.
Mengapa diperlukan kerjasama antara orang tua dan sekolah karena peran orang tua sangat besar dalam menumbuhkan minat siswa untuk belajar matematika , selain guru di sekolah orangtua juga merupakan sosok yang paling dekat dengan siswa untuk membimbing dan mendampingi ketika belajar. Sebagai contoh, waktu siswa memasuki jenjang Sekolah Dasar mulai diajarkan Matematika di sinilah diperlukan peran orangtua untuk memberikan informasi yang benar tentang Matematika,yaitu bahwa belajar angka-angka sangat mengasikkan. Belajar angka dalam Matematika bisa membantu dalam kehidupan sehari misalnya dalam melakukan transaksi jual beli, lalu jangan lupa untuk memberikan pujian jika berhasil mengerjakan soal matematika, hal ini akan membuat seorang anak lebih termotivasi dalam mengerjakan soal matematika.
Kenyataannya masih banyak orang tua tanpa disadari tidak memotivasi namun justru membuat anak menjadi takut pada Matematika. Sebagai contoh, biasanya orangtua kepada anaknya yang baru pulang dari sekolah selalu bertanya tentang pekerjaan rumah (PR). Kalau ada orangtua memintanya mengerjakan, terutama Matematika dan masih menambah kata-kata Matematika sulit tanpa didampingi dalam mengerjakan. Apabila setiap saat anak yang mulai mengenal Matematika diberi pernyataan bahwa Matematika sulit secara terus menerus, maka akan menumbuhkan rasa takut pada diri anak untuk belajar Matematika. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan minat siswa untuk belajar Matematika rendah, kalau di dalam olahraga dikenal istilah “Kalah Sebelum Bertanding”,
Selanjudnya mengenai peran sekolah. Biasanya guru Matematika jenjang pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah mengeluhkan akan kurangnya penguasaan materi pada siswa. Dari sanalah peran guru sangat diperlukan untuk mampu membangkitkan minat belajar siswa terhadap pelajaran Matematika. Agar materi dapat dikuasai dengan baik penulis dibrikan 2 cara yang bisa dipakai guru dalam mengatasi masalah di atas. 1.Mengubah proses belajar mengajar didalam kelas.Dalam proses belajar mengajar biasanya guru aktif menyampaikan materi pelajaran dan siswa hanya menerima apa adanya sehingga siswa sangat tergantung pada figur gurunya, Maka dari itu seorang guru harus dapat merekayasa sistem pembelajaran dengan strategi yang bervariasi, sehingga pembelajaran menjadi tidak membosankan karena melibatkan siswa secara aktif . 2. Mengubah pandangan bahwa guru Matematika Killer.Biasanya dalam proses belajar mengajar peserta didik dipaksa untuk mempelajari apa yang diajarkan oleh guru dengan memberi sanksi jika tidak mengerjakan tugas. Hal ini yang menyebabkan kompetensi siswa kurang berkembang. Pada saat ini guru harus lebih tahu bahwa kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam menyerap setiap materi yang diajarkan, maka dari itu diperlukan kesabaran dalam menyampaikan materi pelajaran, selain itu guru juga bisa mengajak semua siswa untuk berpartisipasi dalam setiap penyelesaian materi yang diajarkan lalu berilah tugas atau latihan yang sesuai dengan kemampuan siswa, jangan lupa hargailah setiap usaha siswa dalam mengerjakan baik itu yang benar dan salah. Akhirnya diharapkan pandangan terhadap sosok guru Matematika Killer sudah tidak ada lagi.
Dengan adanya kerja sama orang tua siswa dan pihak sekolah dalam membimbing dan memberikan informasi yang benar tentang Matematika diharapkan siswa tidak memiliki perasaan takut dan enggan belajar Matematika bahkan tumbuh minat belajar yang tinggi, sehingga hal ini berdampak pada peluang hasil belajar Matematika menjadi lebih baik.(*)
Rudi Hartono, S.Pd.
Guru SMK Kristen 2 Surakarta