JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – HIPMI Karanganyar menggelar ngabuburit dan ngobrol santai bertema Gagas Solusi Raup Pundi di Tengah Pandemi di New Normal Cafe, Rabu (13/4). Sejumlah persoalan usaha selama pandemi diurai untuk mencari solusi dan inovasi usaha.
Ketua BPC HIPMI Karanganyar, Aan Shopuanudin menjelaskan, forum diskusi untuk anggota yang berisikan pengusaha muda Karanganyar ini diharapkan dapat mengurai berbagai problematika usaha mereka dengan sharing dari pengusaha yang lebih senior. Pihaknya menghadirkan 2 pengusaha yang sudah malang melintang di wilayah Jawa Tengah, yakni Bendahara umum BPD HIPMI Jateng, Teddy A Tirtayadi dan Owner Putra Dadi Sejahtera, Budiono Rahmadi.
“Bagaimana pengusaha muda membuat formulasi agar usaha settle. Efeknya banyak. Saat semua bicara ada kolaborasi. Harapnya muncul kerjasama dan inovasi. Utamanya anggota HIPMI Karanganyar,” jelas Aan Shopuanudin yang juga anggota DPRD Karanganyar Fraksi Partai Golkar itu.
Dalam acara tersebut, materi pertama Teddy Agung Tirtayadi yang merupakan pengusaha di banyak bidang di antaranya seperti, alat pertukangan dengan brand ‘Raja Perkakas’, Efendi Mr. Cake, Cerutu ‘Atlas’ produk khas dan oleh-oleh Semarang. Teddy sapaan akrabnya, mengaku saat pandemi memang banyak tantangan, ia bersyukur gabung di HIPMI, sehingga dapat networking yang lebih luas. Sehingga banyak jaringan yang dapat digunakan sebagai sasaran market.
“Kesulitan kita harus mengikuti aturan yang berubah, sehingga dalam usaha kalau aturan berubah banyak faktor yang harus ikut diubah. Dengan kondisi yang berubah itu, mengajarkan untuk adaptif. Agar cepat dan tepat dalam mengambil keputusan,” ungkap pengusaha yang juga merupakan Ketua JCI Jateng.
Pemateri ke dua, Budiono Rahmadi yang merupakan Ketua HIPMI Sragen periode 2013-2016 dan juga Ketua Dewan ekonomi Sragen, dan owner Putra Dadi Sejahtera yang juga bergerak di usaha perkakas rumah tangga memiliki pasar di seluruh Indonesia.
Mas Bro, sapaan akrabnya mengaku awal-awal pandemi sangat kesulitan bahkan sampai harus merumahkan karyawan, namun alhamdulillah seiring waktu usahanya bisa bangkit lagi.
“Saat seperti ini pokoknya bisa bertahan dulu, ngasih gaji dan THR karyawan itu sudah harus bersyukur. Untung saat pandemi dengan berkegiatan di rumah, omset usahanya malah naik. Tapi sektor usaha yang lain yakni rumah makan mandeg. The power of kepepet itu nyata banget buat pengusaha. Untuk terus berusaha dan berinovasi,” tandasnya. (yas)