JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Solo kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyelenggaraan Onboarding UMKM 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 8–9 Mei 2025 di Hotel Swiss-Belinn Saripetojo Solo dan menjadi bagian dari rangkaian menuju Kenduren UMKM yang akan digelar pada Juli mendatang.
Kepala KPwBI Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, menjelaskan bahwa program Onboarding UMKM telah memasuki tahun kelima sejak pertama kali digelar pada 2020. “Tahun ini, terdapat 301 pendaftar dari wilayah Solo Raya dan setelah proses kurasi one-on-one, terpilih 60 UMKM yang mengikuti pelatihan intensif,” jelas Dwiyanto.
Pelatihan Onboarding UMKM 2025 dirancang untuk membekali pelaku usaha dengan keterampilan digital yang menyeluruh. Materi yang diberikan meliputi penguatan growth mindset kewirausahaan melalui skala proyek UMKM, pemanfaatan AI dalam digital operation (seperti copywriting, gambar, dan video), aktivasi marketplace (digital presence), strategi sukses di pasar nasional (digital onboarding), serta praktik pemasaran digital melalui live selling.
Sejak diluncurkan, program ini telah melibatkan 168 UMKM hingga tahun 2024, dan menjadi langkah konkret Bank Indonesia dalam membangun ekosistem UMKM digital yang kuat dan adaptif. Program ini bukan hanya bersifat pelatihan singkat, tetapi juga diikuti dengan pendampingan hingga September 2025 dan fasilitasi lanjutan berupa peningkatan kapasitas manajemen, pemasaran, hingga business matching.
“UMKM merupakan pilar penting perekonomian nasional. Dari 65,5 juta UMKM di Indonesia, kontribusinya mencapai 62% PDB nasional dan menyerap 98% tenaga kerja,” ujar Dwiyanto. Oleh karena itu, BI terus mengembangkan program berbasis end to end seperti UMKM Go Digital, UMKM Hijau, hingga UMKM Go Ekspor agar pelaku usaha dapat menjawab tantangan dan peluang di pasar domestik maupun global.
Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, yang turut hadir dalam acara ini, menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun ekosistem UMKM di Solo. “Kami fokus pada pendampingan dan penguatan UMKM melalui pusat layanan usaha terpadu atau UMKM Center. Di sana tersedia berbagai kelas, workshop, konsultasi, dan program eskalasi bisnis,” ujarnya.
Astrid juga menyampaikan harapannya agar UMKM Solo bisa menembus pasar internasional. “Kami sudah menjalin komunikasi dengan beberapa perusahaan besar, dan ke depan kami ingin UMKM Solo tidak hanya eksis secara offline, tapi juga aktif di media sosial dan platform digital lainnya,” tambahnya.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia, Onboarding UMKM 2025 diharapkan mampu menjadi batu loncatan bagi UMKM untuk naik kelas, memperluas pasar, dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal di tengah dinamika global.(dea)