PURWOREJO – Pendidikan indonesia saat ini berada di tengah-tengah perkembangan dunia. Perkembangan ini bersifat positif maupun negatif. Perkembangan teknologi informasi (TI), obat-obatan dan ilmu pengetahuan bertujuan mempermudah aktivitas manusia. Perkembangan dunia diiringi dengan penyalahgunaan dalam hal narkoba, teknologi informasi dan penyalahgunaan ilmu pengetahuan. Untuk menghindari berbagai penyalahgunaan perkembangan dunia pemerintah mensosialisasikan revolusi mental. Kurikulum 2013 (K-13) memuat berbagai pengembangan revolusi mental yang positif. Permainan tradisional yang menjadi bagian K-13 memberikan efek positif dalam meningkatkan karakter mental terutama kearifan lokal dan sportivitas.
Perkembangan dunia yang sudah sangat pesat membuat generasi bangsa harus pandai memilih yang baik. Di tengah perkembangan media sosial facebook, twitter dan instagram peserta didik pandai bermain media sosial (medsos). Kalau peserta didik ini tidak dibekali karakter mental yang baik akan membuat mereka bermain dengan medsos sesuai keinginan mereka tanpa menghiraukan yang lain. Kebebasan berpendapat di medsos sekarang ini bisa menimbulkan hoaks. Bahkan di medsos ini mereka bisa bertengkar dengan perbedaan pendapat. Bahkan hoaks bisa berakhir di penjara.
Di tengah narkoba membanjiri indonesia yang menjadi pangsa pasar bandar narkoba, peserta didik dituntut pandai dalam memilih. Persaingan yang ketat ini membuat peserta didik harus pandai memilih jalan. Terkadang jalan yang mereka pilih untuk melampiaskan sesuatu berujung pada narkoba. Para pengguna narkoba akan fly yang merupakan kenikmatan sementara. Efek overdosis dan penggunaan jangka panjang akan berujung pada kematian.
Ada pepatah mengatakan ilmu yang karakter mental baik, bagai orang yang mampu menuntun orang buta. Pepatah ini bermaksud peserta didik yang berkarakter mental yang baik sebagai pejabat akan bermanfaat bagi banyak orang. Masih ditemukan kasus kekerasan antar peserta didik menjadi keprihatinan kita sebagai pendidik. Makin banyaknya pejabat yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK mengindikasikan ada sesuatu yang salah. Inilah kenapa karakter mental yang baik sangat dibutuhkan untuk memimpin dan untuk menjalani kehidupan bermasyarakat.
Jaman sekarang ini peserta didik sudah memiliki handphone android komplit dengan paket kuota internet. Peserta didik sudah memiliki berbagai IT tetapi masih saja merasa kurang. Mungkinkah ada kepribadian yang menyimpang, kalau dilihat dari luar sehat tetapi terjadi penyimpangan kepribadian dan cara berpikir. Generasi jaman sekarang ini telah mengalami kerusakan karakter mental yang baik yang seharusnya mereka pegang teguh. Karakter mental yang baik disini untuk mengobati kekosongan hati.
Dari berbagai masalah di atas memang seharusnya revolusi mental diterapkan. Revolusi mental menurut Karlina Supeli (2015:6) merupakan perubahan mental, nilai, karakter yang diterapkan dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari. Revolusi mental tidak hanya terkait dengan perilaku tetapi terkait dengan batin untuk selalu berbuat baik. Revolusi mental tidak hanya pada taraf peserta didik dan sekolah. Revolusi mental mencakup kehidupan bermasyarakat secara politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Revolusi mental juga terkait dengan sebuah keteladanan.
Permainan tradisional menurut Agus Mahendra (2007:4) merupakan kebiasaan dalam bentuk permainan dan olahraga. Permainan tradisional dilakukan oleh masyarakat pada daerah tertentu yang disesuaikan dengan budaya setempat. Permaina tradisional berkontribusi efektif untuk meningkatkan karakter mental. Karakter mental dikembangkan melalui permainan tradisional yang meliputi kerjasama,tanggung jawab dan lain-lain. Permainan tradisional berkelompok melatih kerjasama dan sportivitas. Dalam tim ini peserta didik dilatih untuk memimpin dan dipimpin. Dalam pertandingan juga dilatih bagaimana bertindak secara jujur dan menjunjung nilai sportivitas. Permainan ini secara bersama-sama mengembagkan pengetahuan,ketrampilan dan sikap peserta didik. Permainan tradisional juga mengembangkan kearifan lokal.
K-13 merupakan kurikulum yang lebih menekankan pada pembinaan sikap siswa. Sikap siswa dalam K-13 dibagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Dengan demikian K-13 telah sinkron dengan kearifan lokal permainan tradisional dan revolusi mental.pada K-13 dan permainan tradisional berorientasi pada revolusi mental. Pendidik yang memiliki karakter mental dengan sendirinya akan mampu melakukan revolusi mental.
OLEH : Muhamad Sigid
SDN Pakisarum, Purworejo