Kisi-kisi UN, Teaching for Test Vs Skill

Aji Rizki Amalia_ Guru Bahasa Inggris SMK N 2 Kendal
Aji Rizki Amalia_ Guru Bahasa Inggris SMK N 2 Kendal

JATENGPOS.CO.ID, Pelaksanaan ujian nasional berbeda dari tahun ke tahun. Semakin banyak sekolah yang menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Jadwal UN SMA dan SMK dilaksanakan berbeda. Hal ini dimaksudkan agar lebih banyak sekolah yang bisa mengadakan UNBK walaupun tidak mempunyai infrastruktur komputer yang memadai dengan cara menggunakan komputer secara bergantian (resource sharing). Kondisi ini sangat efektif untuk menghemat anggaran dan meningkatkan budaya paperless disemua bagian.

Ujian nasional saat ini tidak menentukan kelulusan, akan tetapi seyogyanya keseriusan menghadapi UN jangan berkurang termasuk dari persiapannya. Sekolah sudah memulai persiapan untuk UN sejak 3 sampai 6 bulan sebelumnya, baik melalui try out atau jam tambahan. Salah satu yang dipersiapkan oleh guru adalah kisi-kisi UN yang biasanya dikeluarkan oleh pemerintah. Kisi-kisi ini menjadi panduan bagi guru dan siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi UN. Begitu pula penulis dan kolega guru sesama guru bahasa Inggris SMK. Kisi-kisi tersebut biasanya memuat materi bahkan bentuk soal per nomor. Guru bahasa Inggris SMK akan mengarahkan siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi Listening Comprehension untuk nomor 1 sampai 15 dan Reading Comprehension dari nomor 16 sampai 50, dengan bentuk soal yang bermacam-macam, Error Analysis, Incomplete Dialog, Reading Text, dan Cloze test.

Baca juga:  Pendekatan Pribadi Ciptakan Kelas Kondusif

Tiga tahun terakhir, kisi-kisi yang dikeluarkan pemerintah berbeda dari biasanya. Kisi-kisi tersebut tidak serinci tahun-tahun sebelumnya, tidak ada rincian per nomor dengan bentuk soal dan materi. Kisi-kisi tersebut hanya terdiri dari tabel dengan 2 Kolom yang terdiri dari Level Kognitif dan Lingkup Materi. Lingkup Materi sendiri terdiri dari 3 kolom yaitu Fungsi Sosial, struktur teks, dan, unsur kebahasaan. Kisi-kisi ini menjadi multi tafsir. Beberapa teman guru dengan ekstrim menyebutnya tidak jelas. Para guru bahasa Inggris mengeluh mengenai kondisi ini. Banyak guru bahasa Inggris mengantisipasi keadaan ini dengan merujuk ke bentuk soal dan kisi-kisi UN sebelumnya, para guru bahasa Inggris mempersiapkan siswa untuk menghadapi UN dengan bentuk soal dan materi yang mirip dengan soal tahun sebelumnya.

Baca juga:  OEL Tumbuhkan Kemandirian Belajar Siswa

Pada saat akhirnya bentuk soal yang keluar berbeda dengan yang dipersiapkan, seperti hilangnya soal Error Analysis dan Cloze test, banyak siswa yang mengeluh. Bahkan ada siswa yang protes, mengatakan gurunya pembohong karena bentuk soal yang diajarkan berbeda dengan yang keluar di UN.  Banyak guru bahasa Inggris yang juga mengeluhkan keadaan ini. Protes dan keluhan mewarnai beberapa grup whatsapp guru bahasa Inggris.

iklan

Dalam hal ini yang perlu kita, para guru mapel UN, sadari adalah bahwa ada maksud pemerintah tidak mensyaratkan UN sebagai penentu kelulusan dan mengeluarkan kisi-kisi UN yang ‘tidak jelas’ tersebut. Kisi-kisi, atau yang pemerintah sebut sebagai blueprint (diforum penyusunan kisi-kisi), bertujuan agar para guru, termasuk guru bahasa Inggris tidak terus terjebak pada paradigma Teaching for Test seperti yang selama ini terjadi pada kegiatan persiapan UN disekolah-sekolah. Akan tetapi para guru bisa menerapkan paradigma Teaching for Skill. Apabila kita, para guru bisa menerapkan ini, maka para siswa diharapkan mempunyai skill bahasa Inggris yang mumpuni sehingga menghadapi soal berbentuk apapun mereka akan siap. Ini juga yang sepertinya diamanatkan oleh Kurikulum 2013 yang mengharapkan siswa untuk bisa mandiri, secara sadar menggali potensi mereka termasuk dalam bahasa Inggris, dengan bimbingan guru. Apabila kita, para guru masih mengeluh dengan kisi-kisi UN yang ‘tidak jelas’ dan menerapkan Teaching for Test pada persiapan menghadapi UN, maka seolah-olah usaha kita menerapkan Kurikulum 2013 selama masa pembelajaran runtuh, luluh lantak seketika dihadapan UN dan persiapannya yang hanya beberapa saat.

Baca juga:  Asyiknya Belajar IPS Kelas V SD dengan Metode Role Playing

Oleh karena itu, marilah para guru mapel UN, termasuk guru bahasa Inggris, kita mengubah paradigma kita dalam mempersiapkan siswa dari Teaching for Test menjadi Teaching for Skills. Kita bekali siswa kita dengan ketrampilan yang akan membuat mereka siap menghadapi soal berbentuk apapun.

Aji Rizki Amalia_

Guru Bahasa Inggris SMK N 2 Kendal

iklan