KTS Tanamkan Setia Kawan

: Tutik Retnowati ,S.Pd Guru Bk SMK N 2 Sragen
Tutik Retnowati ,S.Pd Guru Bk SMK N 2 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Sebagai Guru BK, seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan pengukapan masalah siswa, karena siswa sendiri engan, takut, malu, atau juga sulit mengukapkan perasaannya kepada guru BK. Kalau hal tersebut tidak bisa segera diselesaikan, maka sangat menganggu siswa dalam perkembanganya  dan dalam belajarnya.oleh karena itu perlu adanya KTS ( Konseling Teman Sebaya).

Konseling Teman Sebaya (KTS) adalah program bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Disamping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan,  masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan dan konseling.

Baca juga:  Tingkatkan Tatakrama Siswa dengan Pembiasaan

Program konseling Teman Sebaya mempunyai alasan-alasan yang rasional, terstuktur,  spesifik, personal yang melakukannya juga khusus dan diorganisir secara terus menerus. Program ini merupakan usaha mempengaruhi dan memperbaiki tingkah laku yang dimiliki oleh siswa, yaitu tingkah laku yang dapat membedakan antara tingkah laku yang pantas dengan tidak pantas, serta menemukan berbagai cara pemecahkan masalah, dan memberikan pengalaman yang memberikan motivasi mengikuti pelatihan untuk pengembangan diri mereka sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab.

Perkembangan sosial pada saat ini,dimana para remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua . Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstrakurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya .

iklan
Baca juga:  Srategi Real dalam Pembelajaran Ekonomi

Demikian pula saat seorang remaja mendapatkan sebuah masalah, mereka lebih banyak sharing (curhat) kepada teman sebaya daripada kepada guru atau orang tua. Hal ini disebabkan karena sesama remaja tahu persis lika-liku masalah itu dan lebih spontan dalam mengadakan kontak. Konselor sebaya diharapkan mampu menjadi sahabat yang baik. Ia minimal menjadi pendengar aktif bagi teman sebayanya yang membutuhkan perhatian. Selain itu, ia juga mampu menangkap ungkapan pikiran dan emosi di balik ekspresi verbal maupun non verbal, berempatik tulus, dan bila memungkinkan mampu pecahkan masalah sederhana tersebut. Remaja yang bermasalah lebih senang bercerita pada sahabatnya, daripada memilih guru BK (konselor). Memanfaatkan momentum inilah perlunya dibentuk konseling teman sebaya.

Baca juga:  Pembelajaran Remedial, Tingkatkan Kognitif Siswa

Terbentuknya konselor teman sebaya ini diharapkan bisa membantu guru Bimbingan Konseling (BK).  Tujuan KTS:1) Membantu konselor dalam menangani siswa yang bermasalah 2)  Membantu  siswa yang sulit terbuka dengan konselor dalam menghadapi masalahnya 3)  Membantu konselor dalam menuntaskan bimbingan dan konseling bagi  siswa yang bermasalah.

Dengan adanya Konseling Teman Sebaya diharapkan dapat menanamkan rasa setia kawan pada diri siswa , karena dalam  setia kawan ada sikap kooperatif dengan teman, menujukan rasa empati,keteguhan hati dalam berteman ,tidak meninggalkan teman yang sedang terpuruk, mengingatkan teman jika teman melakukan kesalahan.

Tutik Retnowati ,S.Pd

Guru Bk SMK N 2 Sragen

iklan