JATENGPOS.CO.ID, – Proses pembelajaran bukan sekedar menghasilkan perpustakaan hidup suatu obyek keilmuan, melainkan melatih siswa berpikir kritis, berpartisipasi aktif dalam mendapatkan pengetahuan. Guru adalah ujung tombak dalam pendidikan, harus mampu menciptakan kelas sebagai tempat yang membahagiakan, wahana belajar yang menyenangkan, sehingga mampu menumbuhkembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan yang berkarakter Pancasila. Kemajuan Iptek memberikan manfaat yang kompleks, kemudahan akses internet untuk menjawab berbagai persoalan/tugas yang diberikan guru. Rendahnya literasi sebagian besar siswa, karena mendewakan akses google semua persoalan terjawab.Sebagai upaya untuk memenuhi harapan pemerintah dan mencapai ruang lingkup tujuan-tujuan kurikulum (membaca, menghitung, memahami sistem matematika, memahami sains), maka guru harus membantu para siswa dalam meningkatkan kekuatannya sebagai pembelajar (to help student increase their power as learners, Joyce (2009).
Ilmu kimia meliputi pemahaman konsep, numerik serta penerapan, pembelajaran kimia perlu memperhatikan karakteristik sebagai produk, proses dan sikap. Penamaan senyawa kimia diawali hafal dan pahamnya nama unsur, harga bilangan oksidasi, kategori logam/non logam. Rangkaian unik antar unsur menghasilkan senyawa kimia, dengan struktur nama mengikuti aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Diperlukan keterampilan menginterferensi (membuat kesimpulan sementara) rumus kimia berikut nama senyawanya. Melalui pembelajaran menyenangkan yang mampu membangkitkan kemampuan siswa untuk terlibat langsung mengaktualkan potensi yang dimiliki tanpa ada keterpaksaan, ketakutan serta ketercapaian kompetensi dasar yang diharapkan guru sesuai kurikulum yang berlaku. Penilaian yang menyeluruh serta sinergis pada aspek sikap, kognitif dan keterampilan adalah tujuan penilaian kurikulum 2013.
Model pembelajaran “Kunjungi Cermati Maknai Temukan (KUCERMATE)” menggunakan media komik berbasis inkuiri (penemuan) yang dikemas melalui permainan mampu menghilangkan keraguan/kecanggungan siswa dalam memberikan jawaban atas pertanyaan. Kucermate media komik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Zawadzki (2010) dalam Widyaningsih (jurnalWisti, 2015) model pembelajaran yang berpusat pada guru tidak lagi memadai dalam memenuh itu juan pendidikan dan kebutuhan siswa secara profesional. Media komik mampu menggantikan peran guru dalam menyampaikan beberapa informasi dari kompetensi inti (KI).Rekayasa cerita komik yang menarik sesuai dengan konten remaja, kondisi terkini menghubungkan senyawa kimia dengan lingkungan dikemas dalam lembaran-lembaran komik dengan aplikasi Comiclife download playstore android. Lembaran komik ditempel di dinding kelas, setiap siswa membawa Lembar KerjaSiswa (LKS) mengunjungi komik yang terpasang.
Siswa akan menemukan nama senyawa, rumus kimia dan mampu mengolah memorinya, melalui kemampuan mencermati, memaknai akhirnya menemukan apa yang menjadikan tujuan pembelajaran. Diperlukan kemampuan literasi, kolaborasi antar teman sehingga meningkatkan retensi (bertahannya materi yang dipelajari). Atas bimbingan guru siswa akan mengerjakan tugas membuat cerita komik.
Model pembelajaran “kucermate” beberapa konsep ketercapaian indicator mampu dikuasai oleh siswa satu kali tatap muka. Keefektifan, tidak ada penekanan dalam belajar, bentuk perhatian akan memberikan rangsangan memperoleh informasi diterukan memori jangka pendek, disimpan memori jangka panjang. Melalui model “kucermate” siswa beraktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani), yang mengarahpada proses belajarsepertibertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru, bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Pembelajaran yang menyenangkan dengan berusaha mengombinasikan pekerjaan mental yang menekankan dengan fisiologi relaks, sehingga siswa merasa gembira dalam belajar yang nantinya melahir kanpelajar-pelajar yang istimewa.
Sri Yani Widyaningsih, M.Pd
MAN Temanggung