Leader Conference Azana, Optimis 2022 Bisnis Perhotelan Cemerlang

Dicky Sumarsono, CEO dan founder Azana Hotels & Resorts.

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Akselerasi pemulihan industri hotel secara nasional semakin terlihat jelas sejak September 2021. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan tingkat kunjungan turis domestik, pemesanan tiket moda transportasi yang mulai normal, padatnya arus lalu lintas, aktivitas objek wisata, yang berimbas pada mulai terisinya kamar kamar hotel.

“Pasar domestik Indonesia sangatlah kuat, cukup besar untuk membantu recovery industry pariwisata dan perhotelan Indonesia. Optimisme bisnis hotel akan kembali menggeliat di tahun 2022.” Ungkap Dicky Sumarsono, CEO dan Founder Azana Hotels & Resorts, Sabtu (13/11/2021).

Sebelumnya di sela-sela acara Leader Conference 2021, dengan tema “Reap The Race For Today’s Biggest Challenge & Opportunity” pada tanggal 28-30 Oktober 2021 di Front One Hotel Gresik, Dicky menyampaikan sejumlah kunci pemulihan cepat bisnis perhotelan.

“Leader di hotel bukan hanya sekedar memikirikan omset saja tetapi juga asset penting yang berupa brand, customer, network, database, kolaborasi, dan super team,” ungkap Dicky.

iklan

Jadi, hotel yang akan sukses ke depannya adalah bukan hotel yang paling besar dan paling bagus dengan karyawan yang paling lengkap, melainkan hotel yang paling mengerti customer yang bisa mengantisipasi segala kebutuhan customer dan yang bisa menyajikan solusi untuk customer bahkan sebelum customer tersebut memintanya, jadi inovasinya tidak terfokus pada pesaing dan teknologi namun lebih ke pendekatan human / customer centric.

Baca juga:  Pegadaian Solo Catat Peningkatan Omzet Saat Pandemi COVID-19

Landscape bisnis hotel terbaru tahun 2022, dengan merubah mindset seluruh leader yang terdiri dari spirituality, identitiy, values dan beliefs, atau yang sering di sebut peningkatan kapasitas bukan hanya sekedar memperbaiki kapabilitasnya saja, juga memberikan taktik cara scale up omset, sambil memberikan strategi bisnis terbaru untuk meraih keunggulan kompetitif yang signifikan, serta menangkap peluang bisnis baru di hotel industry yang hotel lain belum pikirkan.

“Dengan mempertajam kemampuan untuk lebih berfungsi dalam jumlah yang berbeda dengan cara menciptakan new product untuk new market, atau existing product untuk new market, atau bisa juga esixting market dengan multiple produk, atau dengan existing produk untuk menjangkau network yang lebih luas. Karena kita semua tahu bahwa semakin ke sini keunggulan kompetitif yang dimiliki hotel semakin pendek masa gunanya.” Tegas Dicky.

Baca juga:  Kesulitan Hadiri Vaksinasi, Polisi Rela Jemput Lansia

Acara conference tersebut diikuti oleh sekitar 200 leader hotel Azana se-Indonesia yang terdiri dari General Manager, Dept Head, termasuk beberapa owner hotel yang juga turut serta dalam acara tersebut.

Azana juga menampilkan tamu pembicara dari industry berbeda yang menjadi partner bisnis Azana yaitu Fera Atmaja, Chief Marketing Officer Bradztory dan Steven Leonardo, Area Manager Central Pegipegi.

Saat ini Azana mengelola 61 hotel di seluruh Indonesia, dengan brand Votel, Front One, Azana Style, The Azana Hotel, Azana Essence, dan beberapa white label brand seperti The Cube Hotel, De Laxston Hotel, Braling Grand Hotel, Façade Hotel, Grand Amira Hotel, dan Urban Style Hotel.

Masih ada sekitar 18 hotel lagi yang akan dioperasionalkan oleh Azana di tahun 2022, maka pada akhir tahun depan total Azana hotel optimis akan mengoperasikan sekitar 79 hotel.

Oleh sebab itu Azana selalu melakukan explorasi berbagai peluang, berinovasi, terus melakukan berbagai macam eksperimen setiap bulan, lalu mengambil langkah baru yang super cepat dan berfokus meraih keunggulan kompetitif berkelanjutan dengan terus menangkap peluang bisnis baru dari keinginan customer yang belum terpenuhi.

Baca juga:  Meningkat, BDK Setor ke Kas Daerah 2,760 Miliar

Landscape bisnis hotel saat ini bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, telah terjadi yang namanya VUCA (Volatile, Uncertain, Complexity, dan Ambiguity) oleh sebab itu, harus ditandingi juga dengan VUCA juga yang artinya Vision, Understanding, Clarity, dan Agilty.

“Para leader untuk membangun momentum yang luar biasa ini secara optimal dengan mengikuti perubahan perilaku customer, mengidentifikasi peluang baru secara terus menerus, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, merubah cara kerja tim, menyesuaikan portfolio produk, melakukan experiment ke chanel-chanel baru (online & offline), berfokus hanya di pasar yang gemuk dan tumbuh saja, serta mengoptimalkan aspek digital,” kata Dicky.

Golden moment of hospitality industry sudah siap di jelang. Namun hanya mereka yang tidak menunda, yang punya kekuatan daya tangkap, tetap membangun momentum, punya strategi bisnis yang inovatif, mindset yang explorative dan adaptif . (Dea)

iklan