Magelang Siapkan ‘Sister Village’ untuk Pengungsi Merapi

Sejumlah warga mengungsi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (1/6). Ratusan warga yang bermukim di lereng Gunung Merapi mengungsi ke tempat aman pascaletusan Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

JATENGPOS.CO.ID, MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang menyampaikan sosialisasi tentang status “waspada” atas aktivitas Gunung Merapi dilakukan melalui buka bersama yang diselenggarakan Komunitas Lima Gunung kabupaten setempat.

Sosialisasi disampaikan Kepala BPBD Magelang, Edy Susanto antara lain dihadiri budayawan Magelang Sutanto Mendut dan para pegiat komunitas tersebut.

Ia menyebutkan 19 desa di kawasan Gunung Merapi yang terancam bencana, namun pemkab setempat telah memfasilitasi penerapan konsep “desa bersaudara” guna menangani kemungkinan terjadi kondisi bencana.

“BPBD membuat skema ‘sister village’ atau desa bersaudara. Sebanyak 19 desa terancam Merapi, masing-masing sudah punya pasangan desa bersaudara, sudah ada data tentang jumlah angkutan di desa untuk membawa ke pengungsian,” jelas dia.

iklan
Baca juga:  Bantu Terdampak COVID-19, Pengelola MAJT Kumpulkan Donasi

Pada kesempatan itu, Edy menyampaikan perkembangan aktivitas Gunung Merapi yang ditandai dengan beberapa kali letusan akhir-akhir ini, berdasarkan data dan informasi dari Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta yang diterima BPBD setempat.

Berbagai perangkat dipasang di kawasan puncak Merapi dan pos-pos pengamatan Gunung Merapi untuk memantau perkembangan aktivitas gunung berapi itu selama 24 jam.

Selain itu, ia juga mengingatkan tentang pentingnya masyarakat di berbagai desa di sekitar Merapi untuk tetap tenang dan beraktivitas sehari-hari seperti biasanya, namun meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan bencana gunung berapi tersebut. (hfd/ant)

iklan