JATENGPOS.CO.ID, – Fasih berbicara bahasa Inggris merupakan impian semua orang. Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional sangat dibutuhkan di era globalisasi ini, baik di dunia kerja, pendidikan, maupun dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa Inggris menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Mau tidak mau kita dituntut untuk lebih mengenal bahasa Inggris baik lisan maupun tertulis agar tidak tertinggal dari lainnya. Namun dibutuhkan keberanian tersendiri untuk berbicara bahasa Inggris di depan orang banyak. Kadang muncul rasa iri ketika melihat seseorang berbicara ‘cas-cis-cus’ dalam bahasa Inggris.
Hal ini juga terjadi pada peserta didik terutama di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi momok bagi mereka, meskipun mata pelajaran Bahasa Inggris memiliki dampak positif pada kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris terdapat empat kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu Listening (mendengar), Reading (membaca), Speaking (Berbicara) dan Writing (Menulis). Kompetensi yang menjadi masalah bagi peserta didik adalah kompetensi ‘Berbicara’ (speaking). Pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang kurang aktif dalam berbicara bahasa Inggris. Kemungkinan hal ini dikarenakan kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka kurang sehingga merasa takut melakukan kesalahan berbicara bahasa Inggris. Mereka takut ditertawakan ketika macet dalam berbicara. Kebijakan Sekolah yang tidak menerapkan bahasa Inggris secara aktif juga mempengaruhi hal tersebut, pun metode mengajar guru yang masih konvensional semakin memperparah kondisi tersebut.
Menilik kondisi tersebut maka perlu ada solusi jitu untuk memancing peserta didik berani berbicara. Penggunaan media sebagai alat bantu untuk memancing peserta didik aktif berbicara bahasa Inggris dipandang sangat efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Nugraha (2005:17), “Media dalam dunia pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik atau peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arif S. Sadiman. 2003: 6). Ada tiga unsur pokok yang menjadi ciri utama media yaitu suara, visual dan gerak. Media visual (gambar) merupakan salah satu dari tiga unsur pokok tersebut yang paling praktis dan simple untuk diterapkan pada peserta didik.
Kenapa media gambar ? Media gambar dipandang sebagai salah satu cara yang praktis, mudah, dan menarik untuk memancing peserta didik berani berbicara. Dengan media tersebut peserta didik akan lebih mudah mengingat penjelasan-penjelasan yang disertai dengan gambar. Gambar sebagai alat bantu visual diharapkan bisa menarik perhatian peserta didik dan memotivasi mereka untuk aktif dalam pembelajaran berbicara. Ruis (2003) menyatakan bahwa pengajaran dengan cara menunjukkan gambar bisa membuat peserta didik lebih mengingat, lebih terkesan, lebih tertarik dan lebih terfokus. Hal ini didukung oleh pendapat Wright (1989: 17) bahwa gambar bisa memotivasi peserta didik dan membuat mereka mau memberikan perhatian serta membuat mereka memiliki keinginan untuk terlibat. Gambar merupakan salah satu dari media yang paling efektif dalam proses pembelajaran di dalam kelas terutama untuk pembelajaran berbicara bahasa Inggris. Gambar sering digunakan untuk mengembangkan motivasi peserta didik dalam belajar bahasa baru. Disamping itu menggunakan gambar dalam proses belajar mengajar, bisa memberikan pengalaman visual pada peserta didik dan merangsang mereka untuk termotivasi aktif berbicara.
Bagaimanakah media gambar ini bisa mengikis rasa takut peserta didik berbicara bahasa Inggris ? Tentukan tema menarik yang familier dengan peserta didik, kemudian pecah tema tersebut menjadi subtema kecil, lalu cari gambar yang sesuai dengan subtema tersebut. Gambar-gambar inilah yang dapat digunakan untuk memancing peserta didik berani berbicara. Sebagai contoh peserta didik diajak untuk bercerita tentang pengalaman mengunjungi kebun binatang. Berkunjung ke kebun binatang bisa dipecah menjadi subtema berangkat ke kebun binatang,
Pada subtema ini bisa ditampilkan gambar orang dan kendaraan yang dipakai. Kemudian bisa dipecah lagi menjadi subtema antri beli karcis dengan gambar orang antri di loket karcis masuk kebun binatang. Subtema selanjutnya aktivitas di dalam kebun binatang, subtema inipun bisa dipecah lagi menjadi subtema-subtema lain dengan gambar-gambar yang sesuai sehingga akan mempermudah peserta didik dalam merangkai kata-kata serta membuat peserta didik terhindar dari kemacetan berbicara bahasa Inggris.
Bagaimana, masih takut berbicara bahasa Inggris ? Jangan pernah takut berbicara bahasa Inggris, media gambar bisa menjadi solusi jitu untuk mengikis rasa takut berbicara bahasa Inggris. Praktekkan, pasti akan terasa hasilnya.
Hartati Setiyowati, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Sragen