GROBOGAN – Sekolah memiliki visi, misi dan tujuan yang bermuara pada upaya mencerdaskan bangsa. Visi SMP Negeri 1 Grobogan adalah Berprestasi, Berbudi Pekerti dan Berwawasan Lingkungan. Untuk mewujudkan visi tersebut, kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu faktor yang penting. Sekolah akan berjalan dengan baik jika dikelola dan dipimpin oleh kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan komitmen yang kuat dalam melaksanakan tugasnya dengan melakukan perencanaan (plan), pelaksanaan (act), dan pengawasan (control), dan evaluasi (cek) yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Kepemimpinan kepala sekolah yang mumpuni serta mengayomi semua warga sekolah akan membawa sekolah ke arah yang lebih maju dan bermutu dengan dukungan segenap unsur di sekolah, baik guru, karyawan, orangtua peserta didik, dan masyarakat.
Kerjasama tim dalam kepanitiaan di sekolah yang baik dan kompak lahir dari sebuah kondisi atau iklim sekolah yang kondusif, dan iklim sekolah yang kondusif ini lahir dari pola atau manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang baik pula. Kepanitiaan tersebut mulai dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Penilaian Akhir Semester, Ujian Sekolah, Ujian Nasional, penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS), penyusunan Evaluasi Diri Sekolah (EDS), panitia peringatan hari basar nasional atau hari besar keagamaan, panitia Dies Natalis sekolah, Tim Adiwiyata dan sebagainya. Indikator yang menunjukkan suasana atau iklim sekolah yang baik salah satu diantaranya adalah bagaimana suatu tim atau kepanitiaan di sekolah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Selain itu juga mampu melibatkan semua pihak di sekolah secara bergantian dan berkesinambungan dengan memberdayakan semua pihak yang ada di sekolah, termasuk pihak orangtua, komite sekolah, dan masyarakat yang ada di sekitar sekolahnya (stakeholder).
Dalam rangka mendukung berbagai kegiatan sekolah yang relatif banyak dan beragam, sekolah membutuhkan sumber daya manusia (SDM), guru, staf TU, maupun karyawan lainnya, yang memiliki kompetensi yang pada bidangnya. Peningkatan kompetensi dan profesi SDM dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diselenggarakan sekolah sendiri, dengan melaksanakan kegiatan MGMP pada tingkat sekolah, in hause trainning (IHT) yang bersifat rutin, dan lain-lain. Juga diklat yang diselenggarakan oleh pemerintah/dinas pendidikan, dan LPMP/lembaga lainnya. Upaya ini dilakukan karena tuntutan perkembangan dan dinamika masyarakat serta kemajuan IPTEK. Sekolah harus dapat mengantasipasi dan menyikapi serta mengakomodasi perkembangan dan tuntutan serta dinamika zaman secara proporsional dan profesional agar sekolah tidak ketiggalan perkembangan zaman yang pada akhirnya dapat mempengaruhi mutu sekolah.
Evaluasi berkesinambungan dilakukan untuk memperbaiki kinerja sekolah secara menyeluruh dan komprehensif yang pada titik akhirnya adalah hasil /output lulusan, yaitu peserta didik lulusan yang bermutu yang dapat diterima di sekolah yang lebih tinggi tingkatannya serta memiliki kompetensi yang dapat diandalkan. Indikator keberhasilan peningkatan mutu sekolah dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari aspek akademis maupun non akademis. Bagaimanapun baik atau tingginya mutu sekolah maka akhirnya penilaian mutu sekolah tetap terfokus pada peserta didik yang dihasilkan sebagai output sekolah.
Peserta didik merupakan fokus utama dari proses dan pengelolaan pendidikan di sekolah karena dengan peserta didik yang bemutu terlahir dari proses dan pengelolaan sekolah yang bermutu pula. Pada hakikatnya, mutu sekolah itu adalah bagaimana sekolah mampu mempersembahkan yang terbaik dengan melahirkan putra-putri bangsa ini yang nantinya dapat manfaat dan berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Oleh. Pudjijatmo, S.Pd., M.Pd.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Grobogan