JATENGPOS.CO.ID, – Seringkali guru ketika masuk kelas di hadapkan pada masalah-masalah yang di sebabkan oleh siswanya. Masalah yang paling umum adalah tingkah siswa yang suka gaduh/ribut luar biasa, sehingga mengganggu kelas lain. Tak hanya itu, beberapa siswa yang bandel bahkan masih bermain-main di luar kelas. Mungkin juga ada perilaku siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa alasan alias membolos. Tentu saja semua ini dapat membuat guru stres dan berusaha untuk bersabar. Akan tetapi, sampai kapan hal ini bertahan?
Nah, semua itu tidak perlu terjadi bila para guru tahu bagaimana membuat siswa betah di kelas , yaitu dengan bercerita. Cerita yang apabila di ceritakan dengan baik dapat menginspirasikan suatu tindakan, membantu perkembangan apresiasi cultural, memperluas pengetahuan anak-anak, dan dapat menimbulkan kesenangan.
Mendengar cerita dapat membantu anak-anak memahami dunia mereka. Selain itu, diharapkan mereka mampu mengembangkan hubungan dengan orang lain melalui cerita yang mereka dengar.Hal ini sudah kami praktikkan di tempat penulis mengajar yaitu MTs Ma’arif NU Sukoharjo, Wonosobo Jawa Tengah.
Penulis hanya bercerita selama 5 menit sebelum pelajaran dimulai dan cerita yang kami sajikan juga tidak selesai dalam sekali duduk/ cerita bersambung. Namun, kami menjanjikan untuk melanjutkan cerita keesokan harinya. Hasilnya sungguh luar biasa! Hari berikutnya banyak siswa bergerombol di luar kelas saling bercerita tentang pengalaman mendengarkan cerita di masing-masing kelas . Menurut beberapa siswa, mereka menunggu pelajaran bahasa indonesia agar dapat ikut mendengarkan cerita lagi.
Dari sini, kami simpulkan, bahwa sesungguhnya siswa-siswa kita terutama siswa MTs Ma’arif NU Sukoharjo sangat haus akan cerita. Hal ini dapat dimengerti, karena kebiasaan mereka ketika masih di TK/ SD selalu mendapatkan cerita dari guru mereka setiap hari. Jadi, kalau ada yang bercerita mereka akan senang. Oleh sebab itu, akan sangat bermanfaat bila para guru sebelum memulai pelajarannya terlebih dulu bercerita. Tidak perlu lama, cukup 5 menit sebelum pelajaran pertama dimulai. Itu pun hanya untuk jam pelajaran pertama saja. Ceritanya jangan diselesaikan dalam sekali pertemuan. Dengan demikian, cerita tersebut dibuat bersambung sehingga siswa akan merasa terikat dengan ceritanya.
Kalau sudah demikian, siswa pasti ingin mendengarkan lanjutannya sehingga mereka akan selalu datang ke sekolah dan siap di kelas sebelum guru datang. Upaya ini perlu dikembangkan guru. Melalui kegiatan semacam ini diyakini pembelajaran akan berhasil
Sri Tunjiati, S.Ag
Guru Bahasa indonesia
Pada MTs Ma’arif NU Sukoharjo, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah