JATENGPOS.CO.ID, – Awal masuk sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), biasanya motorik halus masih dalam tahap awal perkembangan, kebanyakan orang tua terlalu protektif pada anak, saat bermain maupun belajar. Kita ambil contoh ketika anak bermain dengan air kopi yang tumpah diatas meja lalu menempelkan air kopi itu ditempat lain, maka orang tua akan marah. Padahal sebenarnya anak sedang belajar berkreasi, berimajinasi melalui tumpahan air kopi tersebut. Sikap orang tua seperti ini menunjukkan bahwa orang tua kurang membantu perkembangan motorik halus dan menghambat kreatifitas anak, sehingga ketika disekolah ada kegiatan mengecat, anak tidak mau mengerjakan karena menganggap itu kotor dan jijik. Perkembangan motorik halus setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda. Makanan yang seimbang, stimulasi yang intensif dari lingkungan akan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak.
Kreativitas anak dipengaruhi faktor intenal dan eksternal. Faktor internal yaitu kondisi kesehatan fisik, tingkat kecerdasan dan kesehatan mental. Sedangkan faktor eksternal diantaranya, orangtua, guru, dan lingkungan disekitar dapat menerima anak apa adanya serta memberi kepercayaan pada anak untuk menuangkan imajinasinya melalui karya dan kegiatan yang positif. Kemampuan motorik halus menurut Soemantri (2005:143) adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan, serta koordinasi mata dan tangan, ketrampilan yang mencakup pemanfaatan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil. Pada dasarnya kegiatan mengecat yang dilakukan anak di Taman Kanak-Kanak merupakan kegiatan bermain, mengecat dengan cara yang sederhana dan dapat dilakukan dengan media yang mudah ditemui di lingkungan sekitar.
Bermain mengecat dengan menggunakan bahan alam antara lain berupa batang pepaya buah belimbing, oyong, irisan wortel, irisan kol, kentang dan daun-daunan sangat menarik bagi anak selain itu media bahan alam tidak berbahaya bagi anak, murah dan tidak mengandung bahan kimia apapun. Walaupun demikian anak tetap perlu pendampingan orang tua ketika bermain mengecap di rumah saat menggunakan bahan-bahan dari alam khususnya dari tumbuh-tumbuhan, karena pada tumbuhan tertentu menimbulkan efek gatal, pedas bahkan bisa iritasi. Mengenalkan anak pada alam sekitar serta memanfaatkan bahan sisa untuk pembelajaran, bereksperimen, anak menjadi lebih terampil dan kreatif, anak-anak akan belajar untuk menghargai alam dan kelak mampu menjaga kelestarian alam.
Peran guru di sekolah adalah menyediakan media pembelajaran yang aman, bagi anak dan menarik minat anak, menunjukkan cara menggunakan alat bermain, membimbing anak yang belum menguasai cara mengecap dan memotivasi anak untuk dapat menggunakan media dari bahan alam yang telah disediakan. Belajar pada anak usia dini akan efektif dengan suasana bermain yang menyenangkan, anak diberi kesempatan untuk banyak mencoba dan berinovasi dengan bahan alam dalam kegiatan mengecap. Melalui bermain mengecap yang asik anak belajar berkomunikasi dengan temannya, belajar berbagi, mentaati peraturan belajar kerapihan, ketelitian, memperoleh pengetahuan baru, memperluas keahlian berfikir serta meningkatkan kreativitas imajinasi mereka. Para guru mendorong anak-anak untuk memecahkan masalahnya. Seorang anak yang mencampur warna saat mengecap akan terlibat dalam percakapan dengan temannya dan dia menemukan pengetahuan baru, cara mengecap yang baru dan mengajak teman-temannya untuk mengikutinya.
Kegiatan mengecap dengan bahan-bahan dari alam sekitar merupakan salah satu media eksplorasi dan ekspresi yang menyenangkan, anak menjadi lebih kreati, anak-anak senang bereksperimen dengan bahan dan alat yang beragam serta akan mencoba semua dan teknik baru dengan lebih antusias. Saat anak selesai mengecap, anak akan menceritakan hasil mengecapnya dengan gembira. Dengan demikian selain semakin kreatif kegiatan mengecap dapat berfungsi pula sebagai media komunikasi yang menyenangkan. Anak-anak akan mendapatkan kepuasan batin. Dari hasil karya yang telah dibuatnya, membantu mereka menjadi pribadi yang optimis, percaya diri, kreatif, periang dan berani mencoba hal baru.
OLEH NURING ERNAWATI, S.Pd
GURU TKIT ULUL ALBAB 2 PURWOREJO