Mengenal Hidaziana, Tiktoker Berpenghasilan Rp 30 Juta dari Klaten 

TIKTOKER:HIDAZIANA.FOTO:BEJAN/JATENGPOS

JATENGPOS. CO. ID, KLATEN- Penggemar Tiktok pasti tidak asing dengan nama Hidaziana. Wanita muda yang tiap hari tampil live streaming di Tiktok untuk jualan nasi bungkus dan lainya.

Jam 6 pagi, Hida sudah di pinggir jalan desa di Klaten. Menata bungkusan nasinya di jok sepeda motor. Lalu cuap-cuap menyapa pemirsa Tiktok untuk membeli daganganya.

“Selamat datang teman-teman, selamat datang orang-orang baik, terimakasih sudah bergabung dengan Hida, monggo yang mau nglarisi dagangan Hida bisa lihat di bio ya,” katanya di depan kamera.

Di bio itulah, Hida menyertakan nomer WA yang bisa dihubungi. Biasanya penonton Tiktok yang membeli nasinya akan menghubungi WA tersebut berikut bukti trasfernya. Mereka bilang membeli berapa bungkus dan harus disalurkan kemana.


Hidaziana saat live streaming di rumahnya. Foto:ist/jatengpos

“Sudah setahun Hida menempuh cara jualan dengan live streaming, ini cara yang mudah dan efektif berjualan, bisa menjangkau banyak pembeli di seluruh dunia. Bayangkan kalau jualan manual, yang beli paling orang terdekat yang lewat aja,”kata wanita cantik ini, saat ditemui JatengPos.Co. Id, di rumahnya di Pedan, Klaten, Senin, 16 Desember 2024.

Dengan model jualan melalui live Tiktok itu, Hida mengaku bisa habis 400 bungkus nasi sehari. Itu dijual melalui live streaming pagi hingga malam. Hida juga menjual snack-snack dan terkadang pakaian.

“Kita tiap hari live streaming hingga empat kali. Pagi hingga siang dua kali, sore sampai malam dua kali. Pagi jual 200 bungkus habis, malam jual 200 bungkus lagi habis, kita kerahkan tukang masak tetangga sekitar hingga empat orang,” kata streamer ini.

Baca juga:  Tradisi Unik! Sebelum Berangkat Haji, Jamaah Haji Asal Demak Ritual Memutari Alun-alun Sebanyak Tujuh Kali

Jika dirata-rata, omset jualanya melalui live Tiktok bisa tembus Rp 30 juta per bulan. Tapi itu pendapatan kotor. Masih dibagi dengan Tiktok. Dikurangi biaya masak, gaji tim, dan lainya.

Menurut Hida, para donatur yang membeli nasinya via live Tiktok itu biasanya pesan agar nasinya dibagikan ke panti, pondok pesantren, atau orang-orang yang membutuhkan. Sehingga habis live streaming, dia bersama suaminya muter-muter membagikan nasi sedekah para donatur.

“Sering saya keliling jam 1 hingga jam 2 malam membagi nasi ke jalan-jalan, ke bapak-bapak tukang becak yang seharian belum makan, sedih lihatnya, banyak sekali orang sekitar kita yang perlu dibantu,”katanya sambil meneteskan air mata.

Hida mengaku sering melihat di jalanan ada bapak/nenek tua jualan belum laku. Karena iba, dia segera live sreaming Tiktok di situ. Menunjukkan ada penjual yang perlu dibeli daganganya. Para penonton Tiktok yang iba segera transfer memborong dagangan tersebut. Lalu barangnya sama Hida dibagi-bagi lagi kepada orang lain yang membutuhkan.

“Banyak manfaat jualan dengan live Tiktok, bisa membantu nglarisi dagangan orang juga. Hida sering didatangi orang minta bantu jualkan daganganya via live Tiktok ,” imbuh Tintoker ini.

Hida mengaku, orang-orang yang membeli daganganya via live Tiktok itu adalah orang yang benar-benar iklas. Mendonasikan uangnya tanpa barus ketemu langsung. Mereka berbuat baik tanpa pamrih.

“Diantara orang baik itu, umumnya para pengusaha, yang tinggal jauh dari tempat saya, tidak kenal saya juga,” katanya.

Baca juga:  Masjid Al Qodar Sendangmulyo Tidak Menyelenggarakan Sholat Idul Adha

Kata Hida, ada dua model orang membeli daganganya. Ada yang model nyawer dengan give Tiktok yang bentuknya simbul-simbul dengan nilai rupiah tertentu. Dari simbul mawar Rp 140 hingga simbul Tiktok Universe Rp 10 juta. Model ini uangnya masuk Tiktok dulu baru dibagi dengan dia saat pencairan. Tetapi ada model beli nasi langsung ke rekeningnya via WA. Dia pilih model kedua ini karena uangnya murni ke dia. Tetapi penyebutan no WA dan rekening tidak boleh disebut langsung saat live. Cukup disertakan di bio saia. Supaya tidak kena pelanggaran Tiktok.

“Kalau live kita dianggap melanggar, live kita yang awalnya ditonton 15 ribu orang misalnya, bisa langsung drop tinggal di tonton 10 orang. Itu memulihkannya lama butuh waktu live berbulan-bulan, itu yang memberi sanksi mesin soalnya,”ucap Hida, yang mengaku sudah berapa kali kena teguran.

Hida sendiri awalnya juga ikut-ikutan live Tiktok model cari give atau saweran dengan calange (tantangan) yang aneh-aneh biar banyak penonton. Misal ikuti tantangan makan cabe, guling-guling, mandi lumpur, joget-joget dan laihya. Dia akui memang banyak give yang didapat. Dia mengaky pernah dapat give paus sehari bisa enam kali. Kalau harga paus Rp 2 juta kali enam sudah Rp 12 juta. Tetapi menurutnya kurang mendidik. Selain itu, hasilnya dibagi dengan Tiktok. Dia sendiri bersih hanya menerima 30 persen.

“Tapi kalau live jualan kerjasama para donatur, kita bisa ikut mendistribusikan dagangan kita kepada orang-orang yang tidak mampu, ada nilai sedekahnya juga,” katanya.

Baca juga:  Ini Wakil Rakyat Terkaya di Sukoharjo, Hartanya Sampai Segini

Sebelum akhirnya membagi nasi yang dibeli para donatur ke panti-panti atau keliling, Hida awalnya membagi nasi di lokasi live di pinggir jalan. Orang yang antri jatah nasi gratis para donatur itu sampai mengular ratusan meter.  Selain tidak enak sama tetangga, juga dianggap kurang menghormati orang yang diberi. Akhirnya memutuskan membagi nasi ke panti-panti, orang pinggir jalan, sekolah, dan lainya.

Wanita tiga putra ini mengaku, banyak manfaat dari jualan model live streaming ini. Selain jualanya bisa laku banyak, dia juga bisa terlibat langsung penyaluran donasi kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Aku jadi merasakan betapa banyak orang lain yang lebih susah dari saya. Dari situ saya bersyukur, dari situ juga aku mudah merasakan bahagia sekarang. Saat memberikan nasi bungkus titipan donatur itu, hati saya jadi ikut bahagia. Ini obat juga buat saya, saya jadi sembuh dari perilaku bipolar saya,”akunya.

Hida mengaku sejak SMA hingga punya anak, hatinya mudah rapuh. Ada masalah sedikit banyak bisikan jahat ke telinganya. Bahkan beberapa kali mencoba mengakhiri hidup. Tapi setelah sering bersedekah bersama para donatur lain, sekarang hapy. Sudah tidak lagi galau menghadapi kehidupan.

“Banyak orang lain hidup susah saja sabar, kenapa saya jadi tidak sabar, kenapa saya mudah putus asa, itulah pelajaran berharga buat saya,” tutupnya. (jan)