Menguatkan Jati Diri Siswa Melalui Ppkn

Bernan Yuliatmoko, S.Pd Guru SMK Negeri 1 Pracimantoro
Bernan Yuliatmoko, S.Pd Guru SMK Negeri 1 Pracimantoro

JATENGPOS.CO.ID, – Kecanggihan jaman sekarang ini membawa dampak yang beraneka ragam dalam sendi-sendi kehidupan. Dampak yang ada dapat berupa yang berpotensi positif ada juga yang negatif.  Dampak positif membawa manusia kepada kesejahteraan sedangkan dampak negatif memmbawa manusia pada keterpurukan. Dunia pendidikan juga terkena dampaknya tak terkecuali pada siswa. Siswa sebagai generasi penerus  bangsa harus punya keteguhan hati dalam meraih cita-cita. Untuk itu diperlukan ketekunan dalam menempuh pendidikan agar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Masa depan yang cerah menjadi impian bagi setiap orang. Keberhasilan dalam meraih masa depan rata-rata ditempuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan pada siswa biasanya terletak pada usaha yang keras dalam belajar saat setiap ada kesempatan. Sedangkan pengorbanannya terletak pada untuk mengesampingkan kesenagan atau hobi yang biasanya ditekuni. Karena dengan semangat pantang menyerah dan kerja keras sesuatu akan dapat diraih dengan mudah. Ada ungkapan bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil Salah satu yang tidak dapat dikesampingkan dalam mewujudkan hal terseut adalah jati diri. Jati diri dapat dipakai sebagai pijakan guna meraih masa depan yang lebih baik.

Baca juga:  Perlunya Sekolah Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Jati diri atau sifat khusus seseorang hanya dia sendiri yang mengetahui serta yang dapat menentukannya. Jati diri dalam dunia mayadalam  hal ini geogle diartikan dengan,  “manifestasi ideologi hidup, sehingga bagaimana cara menemukannya juga merupakan hak mutlak bagi seorang individu untuk menemukan jati dirinya sendiri”. Untuk itu diperlukan waktu yang tidak sedikit dalam kehidupan ibarat roda pedati yang kadang di bawah, di tengah dan bahkan tidak menutup kemungkinan berada di bawah. Satu dengan yang lain akan berbeda perjalanannya. Ada yang dengan mudah menemukan jati dirinya, ada pula yang dengan susuah payah bahkan memerlukan beberapa waktu bahkan bertahun-tahun dalam menemukannya. Hal tersebut dapat berkaitan p ula dengan tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka sekiranya akan dapat dengan mudah menggapainya. Kita menyadari bahwa setiap manusia mempunyai karakteristik atau sifat khusus tersendiri sehingga akan berbeda satu sama lain.

Baca juga:  Brangkas Tingkatkan Hasil Belajar Bangun Datar Sederhana

Dalam perjalanannya ada beberapa  siswa yang mengalami krisis jati diri. Mereka merasa tidak yakin dengan apa nantinya yang dapat ia raih. Di mana hal tersebut sedikit banyak berpengaruh dalam proses mengarungi kehidupan kelak. Dalam proses pembentukan jati diri yang  pada diri seseorang sebenarnya adalah pada masa pancaroba yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa dunia anak-anak yang ada hanya canda dan tawa yang senantiasa selalu ceria tiadak terbersit sedikitpun duka. Pada proses perkembangannya menuju masa remaja yang mulai mengenal berbagai romantika kehidupan. Kemudian pada akhirnya tibalah masa dewasa yang penuh dengan kerikil-kerikil tajam sebagai bumbu dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia.


Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi salah satu bagian yang dapat dijadikan sandaran dalam menemukan jati diri pada siswa. Di mana dalam PPKn mengandung cakupan materi yang bersumber dari budaya-budaya bangsa Indonesia yang sedikit banyak bersumber pada adat istiadat yang ada. Ada pula materi yang  berkaitan dengan jati diri bangsa Indonesia dalam kerangka  Bhinneka Tunggal Ika. Kita menyadari bahwa kondisi masyarakat yang ada sekarang ibarat korek api, jika ada gesekan sedikit maka bisa timbul api bahkan bisa membara. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat dijadikan sebagai kunci untuk menyongsong asa yang ada.

Baca juga:  Komik Sebagai Inovasi Literasi Matematika
Ketika  seseorang telah dapat memahami akan kemampuan dalam dirinya yang didasari dengan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka saat itulah seseorang sudah dapat dikatakan menemukan jati dirinya. Walaupun ada kalanya jati diri merupakan sifat bawaan yang kadang juga terpengaruh oleh faktor lingkungan tempat orang tersebut hidup dan dibesarkan.

Bernan Yuliatmoko, S.Pd

Guru SMK Negeri 1 Pracimantoro