Mengulik Beban Guru PNS Di Era Digital

Ahlis Qoidah Noor, S.Pd.,M.Pd. Guru SMK Negeri 6 Semarang Kota Semarang
Ahlis Qoidah Noor, S.Pd.,M.Pd. Guru SMK Negeri 6 Semarang Kota Semarang

JATENGPOS.CO.ID, – Banyak hal yang harus dilakukan oleh guru PNS. Mulai datang pagi hari dengan finger print terlebih dahulu, mempersiapkan materi ajar , media, bahan ajar , RPP dan segala administrasi selama satu semester berjalan jauh hari sebelum hari H dan juga membuat soal dan evaluasinya. Itulah tugas mengajar para guru PNS.

Diluar hal tersebut ada juga yang mesti dilakukan yaitu mengisi Sasaran Kinerja Pegawai ( SKP ) setiap bulan sekali yang merupakan rancangan kegiatan dan target selama satu bulan dan semua bukti kegiatan harus diserahkan kepada atasan di tanggal terakhir. Semuanya harus dalam koridor dan target Penilaian Kerja Berkelanjutan ( PKB ) yang diejahwantahkan dalam Publikasi Ilmiah ( PI ), Karya Inovatif ( KI ) dan juga Pengembangan Diri ( PD ).

Berdasarkan Permen PAN dan  RB  no  16 Tahun 2009 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Salah satu yang bisa dibuat guru adalah  Karya ilmiah yang  mestilah APIK ( Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten ). PKB juga lebih digarisbawahi dalam Permendiknas No 35/ 2010tentang Juknis Pelaksanan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Bentuk –bentuk PKB dibahas dengan detail disini.

PKB mensyaratkan guru untuk membuat banyak hal sesuai kategorinya. Bisa dimulai membuat alat peraga, media ajar, buku,modul , Karya Seni , Karya Sastra dan lain-lain yang dikategorikan dalam Karya Inovatif.


Baca juga:  Tingkatkan Belajar Menulis dengan Buku Halus

Bila ingin mengembangakan Publikasi Ilmiah maka seorang guru harus melakukan penelitian di kelasnya. Penelitian ini bisa dalam bentuk Classroom Action Research ( CAR ), Experimental Research ( AR ), Research and Development ( R and D ) dan juga penelitian yang deskriptif maupun Analisis Diskursus ( Discourse Analysis ). Hanya saja guru lebih dianjurkan untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) , nama lain dari CAR. Dengan PTK ini guru lebih mudah membuat laporan karena objek yang disasar adalah peserta didiknya sendiri.Bukti Penelitian bisa berupa hasil penelitian selama minimal dua siklus. Satu siklus biasanya dilakukan minimal dua kali. Bukti yang lain adalah foto kegiatan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dan juga hasil review dari kontributor bila ada. Jangan lupa bukti fisik dari presensi peserta didik yang dijadikan sasaran penelitian.

Penelitian seorang guru tidak boleh hanya berhenti menjadi laporan yang diletakkan di perpustakaan dan hanya sekedar diketahui oleh Kepala Perpustakaan dan Kepala Sekolah tetapi haruslah dibuat menjadi makalah untuk dikirimkan ke jurnal ilmiah dan menjadi artikel dengan nilai angka kredit yang lebih tinggi. Sangat dianjurkan sebelum membawanya ke jurnal untuk bisa mendiseminasikannya lewat MGMP dengan peserta minimal 15 orang dari minimal 3 sekolah yang berbeda , selevel dan satu rumpun atau satu mapel. Selevel disini maksudnya bila guru tersebut SMA maka yang diundang juga SMA. Satu rumpun mengandung maksud bila guru tersebut mengajar Bahasa Jawa, misalnya maka yang diundang juga guru yang mengajar mapel yang sama.

Baca juga:  Smk Bagi Pembentukan Generasi Emas Indonesia

Pengembagan Diri dilakukan guru dengan cara mengupgrade pengetahuan mereka ,merefreshing kemampuan dan ketrampilan mereka lewat Bimbingan Teknis ( Bimtek ), Penataran, Workshop, dan Pelatihan yang memberi area bagi guru untuk mempertinggi skill dan kompetensi di mapel masing-masing. Dianjurkan bagi guru untuk merencanakan ini bila memungkinkan. Namun kadang juga tidak bisa direncanakan karena ada beberapa kegiatan pengembagnan diri yang berdasarkan kebutuhan di lapangan. Hal ini biasaya bersifat Top Down Process. Guru tidak bisa memilih, hanya melaksanakan.

Kegiatan sejenis namun dimasukkan dalam kategori Kegiatan Forum ilmiah adalah mengikuti Seminar Ilmiah, Simposium, Konferensi dan Seminar Nasional yang mengedepankan guru yang bersangkutan untuk presentasi hasil penelitiannya dalam bentuk penelitian ilmiah maupun konseptual, baik sendiri maupun kelompok dalam forum itu. Hasil presentasi biasanya dimasukkan dalam abstract yang menjadi Proceeding Seminar ataupun artikel di Jurnal Ilmiah baik Nasional maupun Internasional yang berafiliasi dengan kegiatan kelembagaan itu. Sekali dayung guru bisa mendapat poin angka kredit sebagai presenter dan juga dari artikel ilmiahnya.

Baca juga:  Model Two Stay Two Stray Tingkatkan Hasil Belajar Matematika

Tibalah giliran guru untuk mengerjakan ajuan Penilaian Angka Kredit ( PAK ). Angka Kredit seorang guru ditentukan oleh kinerja mereka yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru ( PKG ) yang biasanya dilakukan satau kali dalam setahun oleh para Kepala Sekolah yang bisa di laksanakan oleh para senior mereka berdasarkan SK yang dibuat oleh Kepala Sekolah . Sementara Kepala Sekolah mensupervisi para guru senior tersebut.

PAK guru mengakumulasikan nilai yang diperolah dalam masa terntetu,dikumpulkan dan dievaluasi untuk dilihat apakah memenuhi syarat atau tidak untuk kenaikan pangkat. Beragam pemberkasan perlu dilakukan seiring apa yang telah dilakukan sepanjang masa penilaian itu.

Berkaca dari target yang diinginkan oleh pemerintah terkait dibutuhkannya guru yang kompeten dan profesional di semua level.Hal yang telahdiuraiakandi atas bisa menjadi solusi cerdas untuk menjadi konsep pembenahan yang harus segera dilakukan.

Ahlis Qoidah Noor, S.Pd.,M.Pd.

Guru SMK Negeri 6 Semarang

Kota Semarang